Transplantasi Jantung Babi untuk Manusia, Begini Penjelasan Buya Yahya

22 Januari 2022, 16:07 WIB
Transplantasi Jantung Babi untuk Manusia, Begini Penjelasan Buya Yahya /Tangkap Layar YouTube Al-Bahjah TV



BERITASOLORAYA.com - Transplantasi jantung babi untuk manusia mungkin terdengar asing ditelinga, di tambah lagi hal yang jarang terjadi di dunia kesehatan.

Namun hal ini benar adanya, cangkok jantung babi untuk manusia telah berhasil dilakukan oleh dokter bedah bernama Bartley P. Griffith yang berasal dari Amerika Serikat.

Pihak rumah sakit di pusat medis universitas Marryland di Baltimore, Marryland Amerika Serikat.

Baca Juga: Jadi Salah Satu ARMY, Ashley Park Antusias Ceritakan Dapat Perhatian BTS

Mereka berhasil memindahkan jantung babi untuk Bannet yang terlah berusia 57 tahun dengan kondisi penyakit jantung yang parah.

Dikarenakan kondisinya itu, dilakukan operasi bedah jantung tidak biasa ini, dan hasilnya sungguh menakjubkan.

Mereka telah berhasil melakukannya melalui modifikasi secara genetik agar bisa berfungsi di tubuh manusia.

Baca Juga: Treasure, Apink dan Idol K Pop Lain Siap Rilis Karya Pada Bulan Februari Mendatang

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari tayangan video yang diunggah Kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Sabtu, 22 Januari 2022, menampilkan penjelasan Buya Yahya terkait pandangan islam terhadap tindakan transplantasi jantung babi untuk manusia.

Berikut pandangan islam atas tindakan pemindahan jantung babi untuk manusia, yang dilakukan di dunia medis yang perlu Anda ketahui.

"Mencangkok jantung dengan jantung babi, kalau seseorang sudah seseorang itu dicangkok jantungnya. Pasti dia bukan orang sehat, ini harus jadi catatan, apakah ada orang sehat dicangkok jantungnya? Tidak ada," kata Buya Yahya.

Baca Juga: Begini Persiapan dan Kondisi Fisik Pemain Persebaya Jelang Laga Melawan PS Sleman

Kemudian Buya menambahkan kembali penjelasannya, terkait mencangkok jantung babi seperti berikut ini.

"Berarti pembahasan orang sakit, tidak boleh untuk orang lain. Tapi boleh untuk orang sakit, apa yang akan diperdebatkan di sini? Di dalam kasus pengobatan kalau memang sudah tidak ada lagi dari sesuatu yang suci, misalnya jantung kambing yang disembelih,"ungkapnya.

Tidak lama setelah itu Buya Yahya kembali menambahkan penjelasannya, perihal cangkok jantung untuk orang sakit.

Baca Juga: Samakan BTS dengan Covid-19, Jimmy Kimmel Dianggap Rasis dan Diserbu ARMY

"Kalau sudah tidak ada dari binatang yang suci, maka ya bisa saja, nggak masalah. Ini adalah orang yang darurat, kalau memang betul menurut ilmunya, ahlinya. Maka seorang dokter mengatakan bahwasanya jantung babi ini bermanfaat untuk cangkokkan kepada jantung manusia yang dengan semacam itu," ujar Buya Yahya yang dilansir BeritaSoloRaya.com dari Kanal YouTube Al-Bahjah TV

Lebih lanjut Buya kembali menjelaskan untuk cangkok jantung babi kepada orang sakit, tidak harus diperdebatkan.

Baca Juga: Antonio Guterres: China dan Amerika Perlu Bernegosiasi Untuk Menghindari Polarisasi Pasar dan Ekonomi Dunia

"Nggak perlu diperdebatkan, masalah kebolehannya ya itu boleh. Kalau sudah terpaksa seperti itu, ya boleh tidak masalah, kalau memang betul ya kesuksesan manusia untuk membantu/menjaga manusia," ungkap Buya

Tidak sampai di situ Buya Yahya melanjutkan pencerahannya, agar mudah dipahami terkait permasalahan tersebut.

"Dan ini sangat ingat dibanding orang yang memakan riba, makan babi, kalau makan babi dengan cangkok babi itu sangat berbeda," ucap Buya.

Baca Juga: Tarif Fuji Rp 30 Juta Menjadi Perdebatan, Kim Hawt: Apa sih yang mau diributin ?

Setelah itu Buya menjelaskan perbedaan yang disampaikannya, perihal makan babi dengan cangkok babi adalah dua hal yang sangat berbeda.

"Kalau makan babi dalam keadaan senang-senang, kalau masalah mencangkok, ini karena sakit. Kalau itu memang benar menurut ahlinya, dokternya, maka sah-sah saja," katanya.

Tidak sampai di situ Buya memberitahukan kaidah, dari permasalahan cangkok jantung babi untuk manusia seperti berikut ini.

Baca Juga: Trend NFT Melanda Seluruh Dunia dan Indonesia, Ini Sosok Pendiri OpenSea yang Kini Menjadi Miliarder

"Cuman biasanya kaidahnya dalam menggunakan sesuatu yang seperti itu. Jika memang sudah tidak ada dari barang-barang yang suci, yang mewakili atau yang sama persis itu, maka boleh mengambil sesuatu yang najis seperti itu," ungkap Buya menjelaskan kepada semua orang yang menghadiri majelis tersebut. ***

Editor: Maulida Cindy Magdalena

Tags

Terkini

Terpopuler