"Menghitung hari, diperkenankan tujuannya adalah untuk mencari kesempatan yang sama antara keluarga dan keluarga," kata Buya Yahya.
Menghitung hari yang dimaksud oleh Buya Yahya tersebut adalah dengan bermusyawarah antar keluarga kemudian merumuskan hari yang sama untuk acara pernikahan.
Semisal adalah hari Senin sibuk, Selasa sibuk, kemudian hari yang sama dan longgar adalah hari Ahad. Maka hal yang demikian itu dikatakan oleh Buya Yahya boleh saja dilakukan.
Namun ketika menghitung hari dengan menggunakan weton dan mendapati rumusan tanggal kedua mempelai bersinggungan dengan penentuan jodoh atau tidak, maka hal tersebut sebenarnya tidak dibenarkan.
Baca Juga: Orang Tua Harus Paham! Ajari Anak Menutup Aurat Sejak Remaja, Buya Yahya: Begini Cara Membimbingnya
"Misalnya saya kelahiran Rabu Legi gak boleh menikah dengan orang kelahiran Selasa Kliwon, itu gak nemu jodohnya, bukan itu. Itu gak dibenarkan demikian itu," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui apakah seseorang berjodoh atau tidak yaitu hanya dengan satu cara, yakni istikharah.
Bukan dengan cara menghitung weton kemudian menentukan jodoh atau tidak.
"Kalau sudah istikharah, cocok, ya sudah. Bismillah," tutur Buya Yahya.