Buya Yahya mengibaratkan kisahnya tersebut untuk menggambarkan ketika seseorang ingin mendapatkan Lailatul Qadar.
“Ibaratnya gini lho ya, saya masih ingat ibu saya dulu, kalau pengen tahu itu, Nak, tukang tahu itu mulai pagi ini sampek jam 10an biasanya lewat, cegat ya, biar dapet tahu,” ucap Buya Yahya.
“Apalagi kalau tahu umi saya marah, mesti saya nggak akan mindah-mindah tempat. Nggak mungkin tak tinggal nanti aja oh barangkali lewat saya main dulu ke kamar, giliran saya ke toilet, lewat, kan kelewat, kan begitu,” sambung Buya Yahya.
“Karena saya takut dengan ibu saya, apalagi saya dapat hadiah misalnya, akan saya tunggui dari pagi jam 6 sampai jam 10,” ucap Buya Yahya.
“Kalau saya main-main nanti kelewat, saya gak tahu, karena disembunyikan, orangnya itu kadang-kadang awal jam 6 datang, jam 7 datang, gak tentu. Mending saya tunggu,” lanjut Buya Yahya.
Buya Yahya menggambarkan kisah ini sebagai ibarat bagi seseorang yang ingin mendapat Lailatul Qadar, maka Buya Yahya juga memberikan pertanyaannya.
“Kira-kira kalau disembunyikan di antara 30 malam, kalau anda jaga setiap malam, dapat atau nggak kira-kira? Ya dapat dong,” ucap Buya Yahya.
Baca Juga: Webtoon Menjadi “Barang Panas“ untuk Ekspansi Bisnis Antara Operator Platform
Menurut Buya Yahya rumus yang biasanya digunakan seseorang untuk mendapatkan Lailatul Qadar salah. Rumus seperti apa itu?