Network
BERITASOLORAYA.com - Shalawat merupakan amalan yang mencerminkan kecintaan ummat Muhammad kepada nabinya itu.
Shalawat atas nabi yang dilantunkan oleh seseorang pada dasarnya akan kembali kepada pengamalnya. Seseorang dimaksud akan mendapat keberkahan dalam hidupnya, juga jaminan syafaat Nabi pada akhir jaman.
Shalawat, perihal faedah dan fadilahnya, telah banyak dikisahkan dan dijelaskan pembuktiannya oleh para Salafus Shalih. Diantaranya dari seorang tokoh yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai Langitan.
Baca Juga: Niat Puasa Syawal Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya
KH Abdullah Faqih, sebagai salah satu sosok ulama kharismatik yang termasuk kelompok Kyai Langitan, tentunya tak lagi asing bagi masyarakat Indonesia.
KH Abdullah Faqih atau Mbah Faqih dalam panggilan murid-muridnya (santri), pada masa hidupnya dikenal sebagai ulama panutan.
Mbah Faqih kerap menjadi rujukan para ulama dan umara di nusantara dalam berbagai hal, masalah-masalah keumatan dan kebangsaan.
Mbah Faqih, sosok alim kelahiran Widang, Tuban, Jawa Timur pada 2 Mei 1932 ini antara lain juga sebagai sumber amalan Shalawat, khususnya di kalangan murid yang pernah nyantri kepadanya.
Baca Juga: Lirik Lagu Lebaran oleh Putih Abu-Abu: Idul Fitri
Mbah Faqih, yang merupakan putra dari KH Rofi'i Zahid dan Nyai Khodijah ini, salah satu karya dakwahnya dalam agama adalah dengan mendirikan dan mengembangkan Pesantren Langitan.
Melalui Pesantren Langitan, Mbah Faqih, kemudian berhasil mencetak kader-kader ulama Handal yang mumpuni di bidang agama serta kehidupan keummatan.
Di mata santrinya, Mbah Faqih, lekat sebagai sosok yang alim, wara’, dan memiliki intuisi batin yang sangat kuat. Para santrinya berinteraksi sangat dekat dengannya.
Dari jalinan relasi yang dekat antara murid dan gurunya itu sehingga para santri yang pernah belajar dan mendapat keberkahan ilmunya langsung dengan almarhum, sungguh meninggalkan kesan mendalam.
Baca Juga: 9 Cara Atasi Rayap, Salah Satunya Hampir Setiap Hari Kamu Temui. Bisa Cegah Hama Ini Datang Lagi
Salah satunya, sebagaimana dikisahkan oleh KH Rifki Agus Maksum, sebagai seorang murid Mbah Faqih dalam akun Instagram @omahsantri.id yang dikutip BeritaSoloRaya.com.
Kesan yang membekas tentang sosok Mbah Faqih pada KH Rifki Agus Maksum (Gus Rifki) adalah sangat lekat dengan amalan Shalawatnya.
Syahdan, Gus Rifki, yang kini sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Falahiyyah Mlangi Yogyakarta suatu ketika pernah menghadap Mbah Faqih.
Gus Rifki sowan kepada gurunya itu untuk mengadukan perihal masalah yang sedang dihadapinya. Bermaksud mohon petunjuk dan nasihatnya.
Baca Juga: 7 Masker Buah Ini Menawarkan Manfaat yang Menjanjikan, Sayang Dilewatkan
Sesaat berjumpa dengan gurunya itu, menurut Gus Rifki, dirinya belum bicara apa-apa beliau itu sudah tahu kalau saya punya masalah yang persis seperti yang hendak dicurhatkan.
Singkat pengalamannya, Gus Rifki, kemudian diberikan ijazah dua amalan sebuah Shalawat oleh Mbah Faqih.
Bacaan Shalawatnya adalah, "Shallallahu ‘ala Muhahamad dan Shallallahu alaika ya Muhammad." Mbah Faqih menghimbau Gus Rifki untuk membaca dua shalawat itu setiap malam.
Menurut Gus Rifki, baru 30 malam ia mengamalkan Shalawat tersebut, dengan ijin Allah SWT langsung dirinya dikaruniai keberkahan besar. Masalah pelik yang dihadapinya selesai saat itu.
Baca Juga: Permintaan Maaf Pihak SMA Kyungbock atas Keamanan Buruk untuk Grup aespa Selama Kunjungan
Selain masalahnya selesai, berkah dari amalan Shalawat yang diijazahkan oleh Mbah Faqih itu secara nyata berbagai anugerah menghampiri kehidupannya.
Seperti juga dituturkan oleh Mbah Faqih saat mengijazahkan Shalawat kepada dirinya, bahwa jika Shalawat diamalkan secara istiqamah maka Gus Rifki akan dinasibkan oleh Allah SWT untuk naik haji.
Dan, beberapa keberkahan dari Shalawat itu, qadarullah terbukti semuanya. Atas itu semua, menurut Gus Rifki, Mbah Faqih makrifat betul.***
