BERITASOLORAYA.com – Berikut ini lima amalan yang dianjutkan untuk dilakukan umat Islam saat terjadi gerhana, termasuk Gerhana Bulan Total.
Sebagaimana telah diketahui, BMKG mengumumkan bahwa Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada Selasa, 8 November 2022.
Gerhana Bulan Total diperkirakan terjadi dari pukul akan berlangsung sejak pukul 15.00 – 20.57 WIB, atau pukul 16.00 – 21.57 WITA, serta pukul 17.00 – 22.57 WIT.
Baca Juga: Mengapa Bulan Berwarna Merah Darah Saat Puncak Gerhana Bulan Total Terjadi? Ternyata Begini…
Ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan umat Islam selama Gerhana Bulan Total terjadi sesuai tuntunan Nabi Muhammad saw.
Berikut 5 amalan yang dianjurkan dilakukan saat Gerhana Bulan Terjadi dilansir BeritaSoloraya.com dari situs resmi Kominfo, kominfo.go.id:
1. Perbanyak dzikir, sedekah, dan bentuk ketaatan lain
Saat gerhana terjadi, umat Islam dianjurkan memperbanyak mengingat Allah atau berdzikir serta mengucap istighfar dan bertakbir. Selain itu, amalan seperti sedekah dan kebaikan-kebaikan lain juga bisa dilakukan.
Hal ini sesuai dengan hadits Nabi berikut ini:
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)
2. Keluar rumah untuk mengerjakan sholat gerhana berjamaah di masjid
Sholat gerhana bisa dilakukan sendirian maupun berjamaah, tetapi lebih utama dilakukan secara berjamaah.
Salah satu dalil yang menunjukkan keutamaan amalan ini adalah hadits dari ’Aisyah bahwasanya Nabi saw mengendarai kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana.
Lalu Nabi saw melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), kemudian beliau berdiri dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari no. 1050).
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia shalat di situ. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 343)
Meski demikian, berjamaah bukan syarat sah sholat gerhana, melainkan salah satu keutamaan yang dianjurkan.
3. Wanita boleh ikut keluar untuk sholat gerhana berjamaah
Kebolehan ini berdasarkan pada hadits dari Asma` binti Abi Bakr, beliau berkata,
أَتَيْتُ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – زَوْجَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – حِينَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ ، فَإِذَا النَّاسُ قِيَامٌ يُصَلُّونَ ، وَإِذَا هِىَ قَائِمَةٌ تُصَلِّى فَقُلْتُ مَا لِلنَّاسِ فَأَشَارَتْ بِيَدِهَا إِلَى السَّمَاءِ ، وَقَالَتْ سُبْحَانَ اللَّهِ . فَقُلْتُ آيَةٌ فَأَشَارَتْ أَىْ نَعَمْ
“Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha Suci Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan iya.” (HR. Bukhari no. 1053)
4. Menyeru jamaah dengan panggilan ‘Assholaatu jaami’ah’
Seruan untuk sholat gerhana bukan azan, melainkan panggilan ‘Assholaatu jaami’ah’. Berikut dalilnya.
Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan,
أنَّ الشَّمس خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فَبَعَثَ مُنَادياً يُنَادِي: الصلاَةَ جَامِعَة، فَاجتَمَعُوا. وَتَقَدَّمَ فَكَبرَّ وَصلَّى أربَعَ رَكَعَاتٍ في ركعَتَين وَأربعَ سَجَدَاتٍ.
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901) .
Dalam hadits ini tidak diperintahkan untuk mengumandangkan adzan dan iqomah. Jadi, adzan dan iqomah tidak ada dalam shalat gerhana.
Baca Juga: Fix! Hasil Drawing Babak 16 Besar Liga Champions: Ada Reuni Tim yang Duel di Partai Final Musim Lalu
5. Berkhutbah setelah sholat gerhana
Sunnah lain yang dianjurkan saat gerhana terjadi adalah berkhutbah sebagaimana khutbah sholat hari raya. Hal ini didasarkan pada dalil:
Dari Aisyah, beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri.
Kemudian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya.
Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya, beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.
Setelah itu beliau berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Nabi selanjutnya bersabda,
“Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Khutbah yang dilakukan adalah dua kali khutbah sebagaimana pada Khutbah Jumat dan Khutbah Ied. (Kifayatul Akhyar, hal. 202).
Demikian 5 amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam selama terjadi gerhana, termasuk Gerhana Bulan Total.***