Selain itu, momen Idul Fitri juga ajang untuk menjaga kesadaran sosial dengan sesama umat manusia lainnya, walaupun tetap tidak salah jika menyambutnya dengan penuh sukacita.
Baca Juga: Menunggu Jadwal Kompetisi Dimulai, Para Pemain Persib Bandung Dapat Mudik Ke Kampung Masing-Masing
Hal itu karena, menunjukkan ekspresi kebahagiaan dalam menyambut hari raya Idul Fitri merupakan salah satu hal yang dianjurkan Rasulullah SAW.
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ "مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ". قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم "إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ
Artinya, “Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata, ‘Sekali waktu Nabi saw datang di Madinah, di sana penduduknya sedang bersuka ria selama dua hari.
Lalu Nabi bertanya ‘Hari apakah ini (sehingga penduduk Madinah bersuka ria)?’ Mereka menjawab ‘Dulu semasa zaman jahiliah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria.’
Kemudian Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya Allah swt telah menggantikannya dalam Islam dengan dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (Idul Adha) dan hari raya fitri (Idul Fitri).’” (HR Abu Dawud).
Mengenakan baju baru dan menikmati santapan lebaran yang lezat memang dianjurkan juga dalam Islam, karena hal itu merupakan bentuk rasa syukur atas datangnya hari kemenangan.