Kementerian PUPR Kembangkan Jembatan Gantung Asimetris untuk Desa, Lebih Murah dan Cepat Jadi

12 April 2021, 13:57 WIB
Kementerian PUPR bagun jembatan gantung di beberapa wilayah. /Instagram @kemenpupr

PR SOLORAYA – Jembatan merupakan struktur kontruksi atau penghubung transportasi yang menghubungkan dua daerah.

Keberadaan jembatan sangat membantu perkembangan masyarakat terutama di sektor ekonomi penduduk, karena terhubungnya satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah mengembangkan teknologi jembatan gantung asimetris.

Melansir akun Instagram resmi @kemenpupr, jembatan gantung asimetris tersebut dikembangkan dengan sistem modular, dan dinamai Jembatan untuk Desa (Judesa).

Baca Juga: KKB Tembak Mati Dua Guru di Papua, Kombes Polisi M Iqbal Alqudussy: Pelanggaran HAM

Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah Imbau Perusahaan untuk Bayar THR Karyawan Paling Lambat Sehari Sebelum Ramadhan 2021

Jembatan tersebut dibangun untuk mendukung warga desa dalam beraktifitas dan mengakses beragam fasilitas lainnya.

Judesa dapat mengakomodasi kebutuhan panjang bentang jembatan 30 m hingga 120 m.

Selain itu, material jembatan dibuat secara pracetak dan dibawa serta dirangkai di lokasi dengan melibatkan masyarakat.

Berbeda dengan dahulu, ketika kontraktor membangun jembatan yang masih menggunakan beton konvensional, dan harus dicor di lapangan.

Baca Juga: Keluarga Besar Ashanty Punya Kedekatan Khusus dengan Jokowi, Sang Penyanyi: Setiap Ada Acara Diundang

Baca Juga: Waspada, BMKG Perkirakan Pesisir Yogyakarta akan Alami Gelombang Tinggi Selama Beberapa Hari ke Depan

Baca Juga: Siklon Tropis Seroja Kini Menerjang Australia, Warga Cuma Bisa Pasrah dan Terjebak di Dalam Rumah

Perbandingan harga pembangunan jembatan Judesa relatif lebih murah daripada jembatan konvensional.

Tidak hanya harga yang relatif murah, waktu yang diperlukan untuk membangun kontruksinya pun lebih singkat.

Lebih lanjut, pembangunan Judes menggunakan sistem satu arah dengan konsep Flying Fox, sehingga memudahkan dalam membuka akses pada daerah terisolir dan mengurangi pengangkutan material menyebrangi sungai.

Saat ini, PUPR sudah berhasil membangun Judesa dengan bentang 120 meter pertama kali diterapkan di Desa Muara Cikadu, Kabupaten Cianjur.

Jembatan untuk Desa tersebut dinamai jembatan Julungtaka yang menghubungkan Dusun Cijulang dan Dusun Bantaka, yang sealama ini terpisah oleh sungai Cisadea.

Selain unggul dari segi waktu dan ekonomis, jembatan ini sangat mudah dilakukan tentu dengan pengawasan dan bimbingan tertentu dari Kementrian PUPR.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Instagram @movreview

Tags

Terkini

Terpopuler