Polemik TWK KPK, Febri Diansyah Beberkan Tes yang Dilaluinya Dulu saat Melamar Pegawai KPK

- 7 Mei 2021, 10:04 WIB
Di tengah polemik TWK KPK, Febri Diansyah baru-baru ini membeberkan tes yang dulu dilakoninya kala melamar jadi pegawai KPK.
Di tengah polemik TWK KPK, Febri Diansyah baru-baru ini membeberkan tes yang dulu dilakoninya kala melamar jadi pegawai KPK. /YouTube Talkshow TV One

PR SOLORAYA - Dugaan rencana pemecatan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan beserta dengan 75 pegawai lainnya masih memunculkan polemik di masyarakat.

Pemecatan tersebut kabarnya disebabkan mereka tidak lolos dalam tahap Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) untuk peralihan status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Pasalnya dari isu yang beredar di masyarakat, ditemukan banyak hal yang diduga janggal dalam TWK tersebut.

Baca Juga: Benarkah Ramadhan dan Idul Fitri 2030 Terjadi 2 Kali di Tahun yang Sama? Ini Penjelasan Lapan

Banyak tokoh yang meragukan kualitas TWK tersebut lantaran beberapa pegawai senior yang berdedikasi tinggi dan kinerjanya bagus terancam disingkirkan hanya karena gagal TWK.

Salah satunya adalah mantan Juru Bicara KPK serta aktivis antikorupsi Febri Diansyah. Ia melontarkan cuitan di Twitter mengenai polemik pemecatan pegawai KPK hanya karena gagal TWK.

Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com melalui akun Twitter @febridiansyah pada Jumat, 7 Mei 2021, Febri Diansyah menceritakan kisahnya saat mengikuti proses seleksi menjadi pegawai KPK.

Baca Juga: Bermain Imbang, Arsenal Gagal Ciptakan Final All-England di Kompetisi Eropa Musim Ini

Diawali pada tahun 2013, Febri Diansyah mengungkapkan bahwa dirinya bersama 159 pegawai lainnya lolos dalam seleksi masuk KPK yang disebut dengan Indonesia Memanggil.

Seleksi itu, kata Febri Diansyah terdiri atas beberapa tes dan tahapan seperti seleksi administrasi, kemudian tes potensi yang menurutnya mirip dengan tes masuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Lalu, lanjutnya, terdapat tes kompetensi sesuai bidang masing-masing dan pengetahuan umum tentang berbangsa dan bernegara, serta hukum dan pemberantasan korupsi.

Baca Juga: Alinea Ava Nasution Ulang Tahun, Raditya Dika Beri Anaknya Saham Perusahaan Makanan Favoritnya

"Karena saya melamar sebagai penyidik, ada juga pertanyaan seputar audit," cuit Febri.

"Pada tahap ini ada wawancara dengan konsultan, saya merasakan hal yang relevan digali. Bahkan ada pertanyaan mendalam tentang integritas dan independensi. Termasuk pertanyaan, apa yang akan Anda lakukan jika tahu atasan salah?" kata Febri melanjutkan.

Ia mengatakan bahwa muncul juga beberapa pertanyaan pribadi seperti pertanyaan situasi apa yang paling sulit ketika harus memilih kepentingan pribadi dengan kepentingan pelaksanaan tugas, hingga terkait kepemimpinan tim dan pengambilan keputusan.

Baca Juga: Kepergok Selingkuh, Seorang Wanita Digrebek Anaknya di Kota Solo, Ternyata Telah Diikuti Sejak Lama

"Saya memahami, ini pertanyaan sangat penting karena terkait aspek kepemimpinan dan konflik kepentingan," ungkap Febri.

"Ada juga sesi Leaderless Group Discussion membahas tentang nilai-nilai dasar anti-korupsi seperti kejujuran dan bagaimana membangun prinsip anti-korupsi dalam kehidupan masyarakat hingga bernegara," lanjutnya.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, Febri mengungkapkan calon pegawai yang lolos tahap wawancara unit kerja ini berarti telah memenuhi kompetensi dasar, tinggal kecocokan dengan pelaksanaan tugas unit masing-masing.

Baca Juga: Arsenal Tersingkir dari Liga Eropa, Mikel Arteta Ungkap Kekecewaannya

Lebih lanjut lagi setelah lulus seluruh tes, ia melanjutkan, calon pegawai memasuki tahapan yang paling terkenal di setiap angkatan KPK, yaitu induksi pegawai KPK.

"Angkatan saya saat itu dididik dan ditempa di Pusat Pendidikan Kopassus di Batujajar selama 2 bulan," ungkap Febri.

"Kami diberikan berbagai materi fisik, disiplin, aspek kebangsaan, dan cinta tanah air, hingga materi-materi intelijen dan hukum. Lengkap!" lanjutnya.

Baca Juga: Apa Bedanya Zakat Fitrah dengan Zakat Mal? Yuk Simak Penjelasannya!

Febri juga mengungkapkan bahwa tes dan tahapan yang telah ia lalui itu ternyata masih lebih ringan dibandingkan tes-tes pegawai KPK sebelumnya.

"Karena itu saya tidak habis pikir sekarang beberapa pegawai senior yang berdedikasi dan kinerja bagus terancam disingkirkan hanya karena tes wawasan kebangsaan yang kontroversial ini," pungkasnya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Twitter@febridiansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x