World Expo 2020. Al Khaleej Sugar Co akan Investasi Rp. 28, 68 Triliun kepada Indonesia

- 25 November 2021, 17:10 WIB
Ilustrasi World Expo 2020 yang akan digelar di Dubai 2021 mendatang
Ilustrasi World Expo 2020 yang akan digelar di Dubai 2021 mendatang /World Expo 2020

BERITASOLORAYA.com-Produsen gula terbesar kelima dunia asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yakni Al Khaleej Sugar Co memberi kabar gembira untuk Indonesia, bahwa mereka akan berkomitmen untuk melakukan investasi, hal ini diumumkan pada ajang World Expo 2020 Dubai.

Rencana perusahaan asal Uni Emirat Arab tersebut diungkapkan oleh Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian yakni Putu Juli Ardika.

Menurutnya, Al Khaleej Sugar Co sangat tertarik untuk memasok bahan bakar di dalam negeri, “Al Khaleej Sugar siap memasok etanol sebanyak 750.000 ton per tahun.

Baca Juga: Perbedaan Bisnis dan Usaha. Mana yang cocok bagi pemula? Berikut Penjelasannya

Nilai investasinya sekitar USD2 miliar,” Dengan demikian, produsen gula tersebut rencananya akan memberikan investasi dengan jumlah yang fantastis, yakni USD2 miliar, atau setara dengan Rp28,68 triliun untuk pengembangan etanol di Indonesia.

Dia menjelaskan etanol dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar dan berfungsi untuk meningkatkan oktan bahan bakar minyak atau BBM.

Saat ini, produsen gula terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) itu tengah menanti kepastian kebutuhan pasokan etanol di Indonesia dan peluang insentif fiskal berupa pembebasan cukai.

Baca Juga: 5 Hal Yang Harus Diperhartikan Agar Lancar Interview Kerja

Alasannya, harga etanol sebagai campuran bahan bakar memerlukan pembebasan cukai agar dapat kompetitif.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM nomor 12/2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 32/2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, penggunaan bioetanol E5 diwajibkan pada 2020.

Adapun formulasinya adalah 5 persen etanol dan 95 persen bensin, serta akan meningkat ke E20 pada 2025.

Baca Juga: Croffle ! Makanan Viral Yang Bikin Nagih. Ada Resepnya Juga Nich

Harus diakui Indonesia masih kekurangan pasokan etanol, sehingga realisasi program tersebut juga tersendat-sendat.

Indonesia pun masih mengimpor etanol dalam jumlah yang cukup besar. Kebijakan impor dipilih mengingat ongkos produksi yang masih tinggi dan berakibat pada kurang kompetitifnya etanol sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan.

Mengingat nilai investasinya yang besar, Kementerian Perindustrian sigap menginventarisir sejumlah persoalan demi menyiapkan karpet merah bagi investasi etanol dari UEA.

Baca Juga: Jateng Menjadi Provinsi Terbaik Layanan Investasi Nasional 2021. Ganjar Pranowo: Tidak Boleh Berpuas Diri.

“Kami sudah sampaikan ke Pertamina dan mereka menyambut baik. Tinggal bagaimana agar cukai dari etanol ini bisa dikecualikan agar bisa kompetitif,” jelas Putu Juli Ardika.

Khusus bioetanol, pemerintah telah menjalankan program E2 (bioetanol 2 persen) dalam pengembangan biofuel. Namun, implementasi pengembangannya masih tersendat-sendat. Pasalnya, harga bioetanol yang dinilai masih tinggi menjadi kendala dalam penerapan E2 tersebut.

Pemerintah sendiri berupaya keras mencari sejumlah cara atas pemberian insentif pada E2, sehingga harga di masyarakat bisa semakin murah. 

Baca Juga: Semarak Hari Guru Nasional 25 November 2021, Puisi Untukmu Wahai Guru

Dengan demikian, pemanfaatan etanol dalam energi baru dan terbarukan semakin massif sehingga transformasi menuju cita-cita energi hijau bisa diakselerasi, bahkan bisa menjadi motor perubahan ekonomi Indonesia.***

 

Editor: Siti Charirotun Nadhifah

Sumber: Indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah