BERITASOLORAYA.com-Meski sudah banyak negara di dunia ini yang telah melakukan vaksin namun kekhawatiran masih tetap ada, kekhawatiran tersebut dirasakan banyak pihak yakni mengenai kondisi kekebalan yang terbangun, baik lewat vaksinasi atau kekebalan alamiah, bisa ambyar akibat varian baru.
Varian Delta yang menyebabkan amukan gelombang kedua Covid-19, pada Juni-Juli-Agustus lalu di Indonesia, adalah strain yang sama dengan yang kini melancarkan serangan gelombang keempat di Eropa dan Amerika.
Yang kemudian diwaspadai, varian Delta yang kini mengambil porsi 99,7 persen dari kasus Covid-19 di dunia, itu melahirkan mutan baru AY.4.2 yang kini disebut varian Delta Plus.
Varian ini muncul di Inggris, dan sudah menyebar ke-42 negara, termasuk ke negeri jiran Malaysia dan Singapura. Ada kekhawatiran, varian Delta Plus ini bisa memantik serangan gelombang ketiga di Indonesia.
Sejauh ini, menurut Menkes Budi Gunadi, survailans di Indonesia belum menemukan varian Delta AY.4.2. Dari pemeriksaan 1.500–1.800 genome squencing per bulan diketahui bahwa yang masih dominan di Indonesia ialah varian Delta.
Sub-varian yang ditemukan ialah AY.4, AY.2.3, dan AY.2.4. ‘’AY.4.2 belum ada,’’ ujar Menkes.
Baca Juga: Punya Anggrek Tapi Sulit Berbunga? Ikuti Cara Berikut Agar Anggrek Kembali Berbunga
Menteri Budi Gunadi menggarisbawahi bahwa ketiga subvarian itu amat mirip dengan varian Delta AY.4.2. ‘’Kita berharap bahwa kekebalan yang sudah terbentuk di Indonesia, baik melalui vaksinasi atau kekebalan alamiahnya, bisa berguna untuk melawan AY.4.2, bila dia muncul,’’ katanya.