Penurunan Angka Stunting di Indonesia, Menuju Indonesia Emas 2045

- 29 Desember 2021, 08:10 WIB
Ilustrasi anak kembar. Wow Ternyata Ada! Inilah 4 Kota di Dunia dengan Kelahiran Anak Kembar Terbanyak, Simak Kota Apa Saja
Ilustrasi anak kembar. Wow Ternyata Ada! Inilah 4 Kota di Dunia dengan Kelahiran Anak Kembar Terbanyak, Simak Kota Apa Saja /safridamalau

 

BERITASOLORAYA.COM – Kabar kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan
kabar yang baik.

Terutama untuk golongan rentan seperti ibu hamil dan balita, memberikan hasil yang cukup menggembirakan sebab selama dua tahun ini permasalahan stunting
menunjukkan penurunan.


Meningkatnya status kesehatan dan gizi pada anak menjadi penilaian status gizi balita yang erat hubungannya dengan target yang hendak diraih pada Program Indonesia Sehat periode2020-2024 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

Baca Juga: Sinopsis Film 'Kamu Tidak Sendiri' yang Akan Segera Tayang


Tanggal 27 Desember 2021, Kementerian Kesehatan RI menggelar launching hasil Studi
Status Gizi Indonesia di Tingkat Nasional, Kabupaten / Kota dan Provinsi pada Tahun 2021


Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono yang
ditemani oleh Plt.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nana Mulyana, Plt. Dirjen Kesehatan Masyarakat Kartini Rustandi dan Sekretaris BKKBN Tavip Agus
Riyanto.


Pengumpulan data di 514 Kabupaten / Kota dan 34 Provinsi dengan angka Blok Sensus
(BS) sebesar 14.889 BS dan 153.228 balita dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang
bekerja sama dengan Biro Pusat Statistik (BPS).

Dan juga didukung oleh Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil Sekretariat Wapres RI melaksanakan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021.


Berdasarkan hasil SSGI tahun 2021 didapatkan perolehan angka stunting nasional mengalami angka penurunan sebanyak 1,6% per tahun dari 27.7% di tahun 2019 menjadi 24,4% di tahun 2021.


Angka penurunan ini ditunjukkan oleh hampir sebagian besar 34 provinsi jika dibandingkan tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan dari kebijakan pemerintah mampu mendorong penurunan stunting di Indonesia.


Kini, angka prevalensi stunting di Indonesia lebih baik jika dibanding dengan Myanmar (35%), namun masih lebih tinggi dari Singapura (4%), Thailand (16%), Malaysia (17%) dan Vietnam (23%).


SSGI 2021 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan bisa digunakan sebagai instrumen untuk evaluasi dan monitoring capaian indikator intervensi
sensitif.

SGGI juga dapat digunakan  sebagai instrumen untuk evaluasi dan monitoring capaian indikator spesifik tingkat nasional maupun kabupaten / kota yang dilaksanakan tahun 2019 sampai tahun 2024.

Baca Juga: 8 Saham dengan Kenaikan Terbesar Tahun 2021


Studi ini berguna untuk mengetahui status gizi pada balita seperti stunting, overweight,
wasting, severe acute malnutrition dan faktor determinan lainnya seperti penyakit infeksi
balita, pola makan, perilaku imunisasi, lingkungan, akses ekonomi dan akses pelayanan
kesehatan balita.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah