Pemkot Bogor Ubah Sistem Transportasi dari Angkot ke Bus, Bima Arya Perjelas Target untuk Transportasi 2024

- 22 Februari 2022, 15:30 WIB
Bima Arya mengubah sistem transportasi Kota Bogor menjadi lebih baik dengan mengganti angkot dengan bus di pusat kota
Bima Arya mengubah sistem transportasi Kota Bogor menjadi lebih baik dengan mengganti angkot dengan bus di pusat kota /tangkap layar program Klarfifikasi PRMN

BERITASOLORAYA.com - Sosok pemimpin Bogor, Bima Arya dikenal dengan perubahan signifikan yang terjadi setelah ia mulai menjabat.

Salah satunya permasalahan transportasi. Awalnya, Bogor memiliki masalah kemacetan di pusat perkotaan. Salah satu penyebab kemacetan ini ternyata adalah angkot.

Bahkan Bogor dulunya dikenal dengan sebutan “kota sejuta angkot” karena banyak angkot yang beroperasi dan parkir di mana saja.

Baca Juga: Bima Arya Memberi Himbauan Kepada Masyarakat untuk Jadikan Bogor Sebagai Kota yang Berkarakter

Namun, kini masyarakat Bogor di bagian  pusat kota dapat merasakan fasilitas transportasi yang lebih baik, berupa bus dengan potensi terjebak kemacetan yang rendah.

Ini tentu dinilai sebagai salah satu bentuk kemajuan Bogor di masa kepemimpinan Bima Arya.

Terkait masalah kemacetan yang disebabkan oleh angkot, ada beberapa hal sering dilakukan oleh sopir sebagai biang macet.

Pertama, tidak ada keteraturan untuk tempat pemberhentian. Sopir melakukan pemberhentian di mana saja yang ia rasa dapat menarik banyak penumpang.

Baca Juga: Aurel Hermansyah telah Melahirkan Baby A dengan Selamat, Krisdayanti Beri Pernyataan Resmi

“Angkot itu kalau berhenti hanya Tuhan dan sopir yang tahu, yang lain nggak tahu kapan dia berhenti. Dia akan berhenti setiap saat, berapa lamanya terserah dia,” kata Bima Arya.

Pemberhentian ini mengakibatkan jalur lalu lintas menjadi tidak lancar. Ironisnya, tidak hanya satu atau dua angkot saja yang melakukannya, tetapi bisa terjadi penumpukan di beberapa daerah tertentu.

Alasan kedua juga berkaitan dengan alasan pertama. Ketidakteraturan sopir angkot memberhentikan kendaraannya tentu karena melihat potensi untuk menarik penumpang di titik-titik tertentu.

Baca Juga: Aurel Hermansyah telah Melahirkan Baby A dengan Selamat, Krisdayanti Beri Pernyataan Resmi

Untuk mendapat penghasilan yang banyak, sopir angkot juga harus mengantarkan sebanyak mungkin penumpang dengan jasanya.

Belum lagi, mereka harus memberikan setoran kepada pemilik kendaraan yang mereka gunakan untuk mencari nafkah. Tentu motivasi mengejar sebanyak mungkin penumpang menjadi lebih besar.

Permasalahannya terletak pada ketidakteraturan pemberhentian angkot untuk mendapatkan penumpang sebanyak mungkin karena tidak memiliki gaji tetap atau penghasilan yang stabil.

Baca Juga: Bintang Twenty-Five Twenty-One, Kim Tae Ri, Terpilih Perankan Seorang Remaja karena Suatu Alasan

Untuk permasalahan ini, Pemerintah Kota Bogor membuat badan hukum yang mengatur gaji sopir dan jenis transportasi yang beroperasi di pusat kota.

“Ada mungkin sekitar 2 tahun, jadi tahun 2016 kita berhasil menata ribuan angkot itu menjadi sekitar 15 badan hukum,” kata Bima Arya.

Ini menjadi langkah pertama yang signifikan dalam mengatur angkot dan lalu lintas Kota Bogor.

Pemkot membuat badan hukum untuk mendisiplinkan sopir angkot dan menata ribuan angkot tersebut dalam 15 badan hukum

Baca Juga: Lirik dan Makna Lagu Aneuk Yatim - Rafly, Terpopuler dari Aceh

Langkah kedua yang dilakukan adalah pembuatan rute sebagai koridor.

“Langkah kedua, kita buat planning-nya. Jadi kita tata rute-rute angkot di Bogor itu menjadi beberapa koridor,” lanjutnya.

Langkah selanjutnya yang dilakukan Pemkot adalah proses konversi. Secara bertahap angkot digantikan dengan bus.

“Tiga angkot menjadi satu bus,” ujar Bima Arya.

Kelima belas badan hukum yang sebelumnya disebutkan Bima Arya kemudian ditawarkan untuk mengonversi angkot yang dimiliki menjadi bus, jika masih ingin beroperasi di tengah kota.

Baca Juga: Wajib Coba! Resep Bakwan Mudah dan Enak, Kriuk Tahan Lama

Kelima badan hukum membiayai sendiri konversi angkot menjadi bus dan pemerintah yang mendanai biaya operasionalnya.

“Kalau mau masih beroperasi di tengah kota, silakan konversi (angkot) jadi bus, tiga angkot ditukar jadi bus. Silakan cari dana untuk membeli busnya, tapi untuk operasionalnya nanti didanai oleh pemerintah,” kata Bima Arya.

Dengan kesepakatan tersebut, sopir akhirnya memiliki gaji tetap yang didapatkan dari pemerintah dan juga mendapat subsidi bahan bakar untuk bus.

Baca Juga: Bukan Jisoo, Justru Lisa BLACKPINK yang Kepergok Pakai Sweater yang Sama dengan Jung Hae In

Akhirnya, sekitar 157 angkot digantikan dengan puluhan bus untuk beroperasi di tengah kota.

Kerja sama antara Pemerintah Kota dan Pemerintah Pusat membuahkan hasil agar setiap sopir yang mau mengoperasikan bus mendapatkan gaji tetap.

Tentu ada peraturan yang harus dipatuhi oleh sopir bus. Salah satunya, tidak boleh berhenti sembarangan.

“Begitu berhenti sembarangan akan didenda dan akan berkurang nanti subsidinya,” tutur Bima Arya.

Baca Juga: Bintang Single Inferno, Moon Se Hoon Buka Bisnis Baru dan Shin Ji Yeon Hadir Beri Dukungan

Pemkot Bogor menerapkan sistem ini untuk mendisiplinkan setiap sopir. Di sisi lain, Pemkot Bogor juga terus berupaya untuk mengurangi angkot di pusat kota Bogor.

Bima Arya mengatakan bahwa target Kota Bogor pada tahun 2024 adalah tidak adanya angkot yang beroperasi di pusat kota karena telah digantikan oleh bus. ***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: Klarifikasi PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah