Duit Gede tapi untuk Belanja Barang Impor, Jokowi Lontarkan Kata-Kata Ini

- 27 Maret 2022, 11:51 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang marah soal impor, dapat tanggapan Anthony Budiawan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang marah soal impor, dapat tanggapan Anthony Budiawan. /Instagram/jokowi/

BERITASOLORAYA.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa jengkel karena ia menganggap masih banyak anggaran modal pengadaan barang dan jasa yang dibelanjakan untuk barang impor. Sementara, anggaran modalnya mencapai ratusan triliun.

Presiden Jokowi mengungkapkan "Cek yang terjadi, sedih saya. Belinya barang-barang impor semuanya. Ini duit gede banget, besar sekali".

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan arahan dalam acara "Afirmasi Bangga Buatan Indonesia" di Bali pada Jumat, 25 Maret 2022. Acara dihadiri oleh jajaran menteri, TNI/Polri, pimpinan lembaga, BUMN, dan kepala daerah.

Baca Juga: Jin Ha, Pemeran Pachinko, Minta Maaf atas Tindakan Tidak Sopan yang Dilakukannya

Presiden Jokowi mengarahkan agar mulai dari sekarang belanja produk impor harus dihentikan. Supaya anggaran modal untuk pengadaan barang dan jasa diarahkan untuk membeli produk lokal.

Presiden Jokowi sampai melontarkan kata-kata bodoh seandainya hal itu tak kunjung dilakukan.

"Kok nggak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau nggak lakukan ini. Malah beli barang impor. Mau diteruskan? Ndak! Ndak bisa", ujar Jokowi.

Jokowi menyampaikan bahwa anggaran pengadaan barang dan jasa untuk modal di (Pemerintah) pusat itu Rp526 triliun. Sedangkan di para (Pemerintah Daerah) gubernur, bupati, wali kota tersedia Rp535 triliun. BUMN juga ada sebanyak Rp420 triliun.

Baca Juga: Beberapa K-Drama Seperti A Business Proposal Dinilai Terlalu Pendek, Begini Tanggapan Pemirsa

"Coba kita lihat angka-angka di Kementerian, PU Rp92 triliun, Kemhan Rp68 triliun, Polri Rp56 triliun, Kemenkes Rp36 triliun." ucapnya

"Ini yang gede-gede, yang saya sebut yang gede-gede saja. Kemendikbud Rp29 triliun, hati-hati, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tadi pagi saya cek baru Rp2 triliun”, sambung Jokowi.

Padahal menurut Kepala Negara, kalau anggaran sebesar itu 40%-nya saja digunakan untuk membeli produk lokal buatan dalam negeri bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Besarnya mencapai 1,5-1,7% dari anggaran pemerintah daerah dan pusat, dan dari anggaran BUMN sebesar 0,4%.

Baca Juga: Lirik Lagu Khadijah Istri Rasulullah oleh Syakir Daulay Feat Nadzira Shafa, Trending di YouTube

"Ini kan udah bisa hampir 2% pertumbuhan ekonomi. Kita nggak usah cari ke mana-mana, tidak usah cari investor. Kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi oleh pabrik kita industri kita UMKM kita," ungkap Jokowi.

Jokowi memaparkan bahwa dengan membeli produk impor itu sama artinya seperti, kita memberikan daya ungkit ekonomi ke luar negeri.

Padahal, bila produk dalam negeri dibeli dan digunakan maka akan mampu mendongkrak penambahan kapasitas industri lokal. Pada akhirnya, hal itu akan membuka lapangan kerja, sebagai daya ungkit ekonomi nasional.

"Coba dibelokkan ke sini, barang yang kita beli barang dalam negeri. Artinya akan ada investasi, penambahan kapasitas produksi, artinya buka lapangan pekerjaan tadi dihitung bisa buka 2 (dua) juta lapangan pekerjaan," jelas Jokowi.

Baca Juga: Ini Kutipan Favorit Jeno NCT dari Drama Twenty Five Twenty One, Bisa Bangkitkan Semangat Hidup untuk NCTzen

Kepala Negara tersebut menambahkan "tadi sudah dihitung, bisa membuka 2 juta lapangan pekerjaan, kalau ini tidak dilakukan sekali lagi, bodoh banget kita ini. (hadirin tepuk tangan) Jangan tepuk tangan". Seraya Presiden Jokowi melarang tepuk tangan dari para hadirin yang hadir.

Dijelaskan Presiden bahwa berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan oleh BPS, diperoleh gambaran mengenai dampak dari pembelian produk dalam negeri senilai Rp400 triliun.

Dengan belanja produk dalam negeri, hal tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 1,67 - 1,71 persen. 

Jokowi juga menambahkan, jika pada 2021 pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69 persen maka dengan memaksimalkan belanja dan penggunaan produk dalam negeri, ekonomi Indonesia akan dapat terdongkrak hingga 5,36 - 5,4 persen.***

 

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: YouTube Sekretariat Presiden


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah