“Kegiatan kunjungan lapangan dan bimbingan teknis diharapkan menjadikan mahasiswa lebih siap secara teknis untuk menghadapi troubleshooting di lapangan nanti,” ujar Laode dalam keterangannya pada Sabtu, 9 April 2022.
Selain itu, fungsi dari kunjungan lapangan dan bimbingan teknis ini adalah mempersiapkan mahasiswa sebagai pionir pengembang energi terbarukan yang ada di Indonesia. Sebab, tanpa adanya pionir-pionir ini, maka energi terbarukan tidak bisa dijalankan.
Di sisi lain, Laode berharap bahwa program Gerilya bisa terus dilakukan selaku dukungan aktif mahasiswa dalam berkontribusi memanfaatkan potensi energi surya ke depan untuk Indonesia.
“Kiranya penting untuk menjaga kelanjutan program Gerilya selaku sebuah gagasan baru yang berfokus pada percepatan pemanfaatan energi surya di Indonesia,” tegas Laode.
Diketahui bahwa program Gerilya Batch 2 ini telah menjaring 57 mahasiswa dari 29 universitas di seluruh Indonesia.***