“Tidak ada tempatnya bagi seorang duta besar asing untuk menyampaikan sikap ekspresif dan negatif di negara tempatnya bertugas,” kata Faizasyah.
Langkah selanjutnya akan ada pembahasan secara internal di lingkungan Kemenlu.
Di sisi lain, Dubes Ukraina dalam keterangannya di hari Kamis, 11 Agustus 2022, menyampaikan harapannya agar pemerintah Indonesia dapat memberikan bantuan bagi bangsa Ukraina, khususnya minoritas Muslim Tatar yang membutuhkan sarana dan prasarana ibadah.
Melalui pernyataannya, ia menekankan bahwa komunitas Muslim Tatar di Semenanjung Krimea sangat menderita akibat invasi Rusia.
“Pasca kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo ke Ukraina diharapkan dapat dilanjutkan dengan bantuan nyata yang terfokus pada minoritas Muslim Tatar,” kata Dubes Ukraina.
Dubes Ukraina menceritakan kondisi Muslim Tatar yang sejak tahun 2014 telah berada di bawah tekanan Moskow. Kehidupan Muslim Tatar semakin memprihatinkan akibat intensitas perang yang meningkat sejak Februari 2022 sampai sekarang.
“Ironisnya, mereka juga tidak dilindungi Muslim Rusia karena mereka dianggap berbeda sehingga mereka kesulitan menjalankan ibadah,” tambahnya.***