Gubernur Ridwan Kamil Koreksi Berita HIV di Kalangan Mahasiswa Bandung, Simak Penjelasan dan Penanganannya

- 31 Agustus 2022, 14:18 WIB
Ilustrasi HIV
Ilustrasi HIV /Pixabay/Mohammed_Hassan

BERITASOLORAYA.com - Beberapa pekan ini, terdapat berita yang mengejutkan publik terkait tingginya kasus HIV di kalangan mahasiswa. Ternyata, kasus HIV tersebut berada di Kota Kembang, Bandung.

Sebanyak 414 mahasiswa mengalami kasus HIV di Bandung. Di berbagai media menyatakan jika 414 kasus HIV di kalangan mahasiswa merupakan kasus selama satu tahun. Akibat adanya isu yang tidak sesuai, Gubernur Ridwan Kamil melakukan koreksi berita.

Koreksi berita yang dilakukan Gubernur Ridwan Kamil bertujuan agar masyarakat tidak khawatir dan mengetahui jika 414 kasus HIV yang terjadi di kalangan mahasiswa itu merupakan akumulasi data selama 30 tahun.

Baca Juga: Tata Cara Pendaftaran dan Seleksi PPG Prajabatan 2022 Gelombang 2, Calon Guru Harus Tahu

Banyak masyarakat yang memiliki pandangan negatif mengenai Bandung akibat adanya isu tingginya angka kasus HIV yang terjadi di kalangan mahasiswa. Ketegasan Gubernur Ridwan Kamil mengenai koreksi data yang tidak benar disambut dengan baik oleh masyarakat.

Melalui akun Instagramnya, Gubernur Ridwan Kamil memberikan klarifikasi mengenai isu-isu yang beredar terkait kasus HIV di kalangan mahasiswa Kota Bandung.

"414 kasus di kalangan mahasiswa Kota Bandung itu adalah AKUMULASI data selama 30 tahun: 1991-2021. Bukan data dalam 1 tahun", tulis Ridwan Kamil yang dikutip oleh BeritaSoloRaya.com melalui akun Instagram @ridwankamil.

Dari klarifikasi Gubernur Ridwan Kamil di Instagram, banyak para artis yang memberikan nasihat yang baik serta penyemangat kepada para remaja.

Baca Juga: Intip Pasal 105 RUU Sisdiknas, Benarkah Tak Memuat Tunjangan Profesi Guru?

Berikut komentar tersebut, "Semoga para remaja senantiasa mampu menjaga pandangannya agar dapat mengendalikan diri, jika memang dorongan begitu tinggi maka berpuasalah... ", @ekomaun***.

Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini merupakan salah satu virus yang dapat menyerang sel darah putih pada tubuh sehingga dapat menyebabkan kekebalan menurun dan membuat tubuh mudah mengalami kelelahan.

Kasus HIV dapat beresiko kepada semua orang baik laki-laki maupun perempuan karena penularannya yang sangat mudah dan cepat.

Penyebab seseorang mengalami HIV adalah adanya hubungan seksual yang tidak aman dan menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba secara bergantian.

Baca Juga: Kunjungi Papua, Inilah Rangkaian Agenda Jokowi, dari Penyerahan Bansos hingga ke PT Freeport

Di kalangan mahasiswa, kasus HIV dapat terjadi karena adanya faktor pribadi yang sulit untuk dikendalikan. Sering berganti pasangan inilah yang akhirnya menyebabkan mahasiswa terkonfirmasi HIV.

Pemberian informasi mengenai gejala, penanganan, dan pencegahan HIV sangat penting untuk dilakukan agar seseorang bisa menghindarinya.

Beberapa kegiatan penanganan kasus HIV/AIDS dan IMS yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, antara lain:

Pertama, Melakukan skrining dini Tes HIV pada Populasi Kunci, Ibu Hamil Pasien TB, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di layanan maupun secara mobile.

Baca Juga: Tenaga Honorer, PNS, dan PPPK 2022 Kategori Ini, Harus Bersiap untuk 4 Agenda Penting di September. Apa Saja?

Kedua, Melakukan perluasan layanan Konseling tes HIV, Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan. Dengan tujuan menambah wawasan mengenai HIV.

Ketiga, Melakukan peningkatan kapasitas petugas Puskesmas dalam pengembangan layanan Test and Treat. Bertujuan agar petugas lebih mudah dalam melayani masyarakat.

Keempat, Melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran Ibu Hamil yang di tes HIV, Sifilis dan Hepatitis untuk eliminasi pada bayi lahir dari Ibu positif HIV, Sifilis dan Hepatitis.

Kelima, Melakukan pemantauan Desentralisasi Obat ARV di 27 Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: Baghdad Mencekam, Belasan Orang Tewas Akibat Bentrokan Bermotif Politik

Keenam, Melakukan pemeriksaan terkait ViraLoad bagi ODHA bertujuan untuk melihat evaluasi penggunaan ARV pada ODHA.

Ketujuh, Melakukan pertemuan terkait kolaborasi TB HIV.

Kedelapan, Melakukan kegiatan Pemetaan Populasi Kunci untuk mendapatkan gambaran Estimasi Populasi Kunci.

Nah, sekarang kita bisa mengetahui jika kasus HIV itu memang ada dan penularannya mudah. Sehingga tidak ada salanya jika kita menjaga diri agar terhindar dari kasus HIV tersebut.***

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah