Dalam aspek kemanusiaan, Kemendikbudristek telah berupaya membuka akses pendidikan sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk mereka yang tidak mampu, melalui kebijakan dan bantuan sosial.
Rektor menjelaskan bahwa Kemendikbudristek juga memberikan kesempatan kepada para pengungsi dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal kebhinekaan, Kemendikbudristek terus mendorong interaksi antara berbagai suku, agama, dan budaya di Indonesia melalui program pendidikan dan kebudayaan. Mereka juga berupaya menciptakan lingkungan kerja, sekolah, dan masyarakat yang menjunjung tinggi rasa saling menghormati dalam segala keanekaragaman yang ada.
Dalam nilai demokrasi, Kemendikbudristek berusaha meningkatkan transformasi pendidikan di Indonesia dengan mengurangi pembelajaran satu arah dan meningkatkan diskusi dalam proses pembelajaran.
Tujuannya adalah memberikan ruang bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Sementara dalam nilai keadilan sosial, Kemendikbudristek berusaha memastikan akses pendidikan yang inklusif dan setara melalui kebijakan bantuan sosial dan program afirmasi. Mereka juga telah menyusun "Profil Pelajar Pancasila" sebagai gambaran siswa Indonesia yang menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Profil individu tersebut mencakup karakteristik seperti memiliki keimanan, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak yang mulia, menerima keberagaman secara global, memiliki semangat kerjasama dan gotong royong, mandiri, memiliki kemampuan berpikir kritis, dan memiliki kreativitas yang tinggi.