Network
PR SOLO RAYA - Bukayo Saka mengatakan dia sudah memperkirakan akan menjadi sasaran rasis di media sosial menyusul kegagalan penaltinya di final Euro 2020.
Tetapi Bukayo Saka bersikeras bahwa hal-hal negatif tidak akan mematahkan semangatnya. Pemain berusia 19 tahun itu gagal mengeksekusi penaltinya saat Italia menang di Wembley.
Kemudian setelah itu Bukayo Saka mendapat serangan rasis bersama dengan Marcus Rashford dan Jadon Sancho.
Baca Juga: Lirik Lagu Don’t Wait Up dari Shakira, Baru Saja Dirilis
Dilansir PRSoloRaya.com dari laman Sky Sports, polisi telah menangkap lima orang karena diduga melakukan pelecehan rasial terhadap pemain Inggris secara online setelah final Euro 2020.
Bukayo Saka kemudian lewat akun Twitternya pada Kamis, 15 Juli 2021 buka suara dan mendesak platform media sosial untuk meningkatkan upaya mereka untuk memberantas pelecehan rasis.
"Saya telah menjauh dari media sosial selama beberapa hari untuk menghabiskan waktu bersama keluarga saya dan merenungkan beberapa minggu terakhir,” kata Bukayo Saka.
Baca Juga: Daftar Skuad Timnas Sepak Bola di Olimpiade Tokyo 2020, Ada Dani Alves, Martinelli, dan Bailly
Bukayo Saka mengatakan betapa bersyukurnya dia atas semua cinta yang telah dia terima dan dia merasa perlu berterima kasih kepada semua orang yang telah mendukungnya.
“Merupakan suatu kehormatan untuk menjadi bagian dari skuad Inggris yang memimpin dengan memberi contoh,” ujar Bukayo Saka.
“Mereka adalah saudara seumur hidup dan saya berterima kasih atas semua yang telah saya pelajari dari setiap pemain dan staf yang bekerja sangat keras,” ujarnya.
Baca Juga: Pejabat Senior Militer Korea: Penundaan Wamil BTS Adalah 'Kepentingan Nasional'
Bagi Bukayo Saka, membantu Inggris mencapai final pertama dalam 55 tahun terakhir dan melihat keluarganya di antara penonton adalah sangat berarti baginya.
“Tidak ada kata-kata untuk memberitahu Anda betapa kecewanya saya dengan hasil dan penalti saya,” kata Bukayo Saka.
Dia sebelumnya percaya Inggris bisa memenangi Euro 2020 dan pemain Arsenal itu meminta maaf karena tidak bisa membawa pulang trofi tersebut.
Baca Juga: POPULER HARI INI: Hoaks Jokowi Bangun Ibu Kota Baru China hingga Info Terbaru CPNS 2021 BKN
“Saya berjanji kepada Anda bahwa kami akan memberikan semua yang kami miliki untuk memastikan generasi ini tahu bagaimana rasanya menang,” tuturnya.
Bukayo Saka mengatakan bahwa setelah pertandingan itu, dia merasa sangat sedih dan merasa mengecewakan semuanya.
"Saya tidak akan membiarkan momen atau hal negatif itu mematahkan semangat saya,” katanya.
Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Jumat 16 Juli 2021: ANTV, Trans 7, dan TV One
"Bagi mereka yang telah berkampanye atas nama saya dan mengirimi saya surat yang tulus, mendoakan saya dan keluarga saya baik-baik saja, saya sangat berterima kasih,” ujarnya.
Bagi Bukayo Saka, inilah sepak bola yang seharusnya. Gairah, orang-orang dari semua ras, jenis kelamin, agama, dan latar belakang berbeda berkumpul bersama.
“Untuk platform media sosial Instagram, Twitter, Facebook, saya tidak ingin ada anak atau orang dewasa menerima pesan kebencian dan menyakitkan yang saya, Marcus, dan Jadon terima minggu ini,” tutur Bukayo Saka.
Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Jumat 16 Juli 2021: RCTI, GTV, MNC TV, dan Indosiar
Bukayo Saka sangat menyayangkan bahwa platform-platform media sosial tersebut tidak bisa membendung serangan rasis seperti yang diterimanya.
"Tidak ada tempat untuk rasisme atau kebencian dalam bentuk apa pun di sepak bola atau di area masyarakat mana pun,” kata Bukayo Saka.
Menurutnya, orang-orang yang memberinya dukungan diharapkan langsung mengambil tindakan dengan melaporkannya kepada Polisi.
"Cinta selalu menang," kata Bukayo Saka mengakhiri pernyataanya.***
