Pembalap yang dihukum akan diberitahu oleh Race Direction bahwa mereka harus menempuh rute yang lebih panjang. Hal ini berarti mereka akan kehilangan waktu yang berharga.
Bentuknya tidak sama di semua sirkuit. Karena bagian Long Lap berbeda-beda tergantung karakteristik masing-masing trek. Untuk sekarang jenis hukuman ini dianggap paling berhasil oleh semua orang.
Hukuman sering diberikan untuk pembalap yang melintasi batas trek. Dimana run-off bagian dalam tikungan yang biasanya diisi oleh Gravel Trap telah digantikan oleh limpasan aspal besar.
Hal ini menjadi kebiasaan para pembalap untuk mengambil jalur ini sebagai ‘jalan pintas’. Dengan demikian disepakati bahwa melintasi area run-off akan menghasilkan penalti. Meskipun hal tersebut sering menyebabkan banyak keputusan kontroversial.
Pada tahun 2021, sistem penalti untuk keluar jalur diubah secara besar-besaran. Di setiap sirkuit dipilih area utama ditentukan dimana pelanggaran bisa terjadi. Disanalah sensor dipasang untuk mendeteksi saat pembalap menyimpang dari batas lintasan.
Sebelumnya Stewart FIM yang menentukan apakah mereka telah keluar dari batas lintasan atau tidak dan itu tidak selalu merupakan keputusan yang akurat, tetapi sekarang teknologi yang memutuskan.
Saat itulah Hukuman Long Lap Penalty mulai diberlakukan dan telah menjadi hukuman standar untuk pelanggaran ini. Menghindari kurangnya fleksibilitas di masa lalu di mana menyimpang dari batas trek sekali pun akan layak mendapat penalti.
Maka diputuskan untuk memberi pembalap beberapa kesempatan sebelum dihukum. Jika sepeda pembalap masuk ke run-off tiga kali mereka menerima peringatan. Lima kali, mereka dihukum dengan Long Lap Penalty yang harus diselesaikan dalam waktu tiga lap dari penalti.
Baca Juga: Cerita Rivalitas Terbesar dalam MotoGP, Marc Marquez vs Valentino Rossi