Network
BERITASOLORAYA.com - Plug-in Hybrid atau biasa disebut PHEV adalah teknologi mesin yang lebih advance daripada beberapa teknologi hybrid yang ada dipasaran saat ini.
Meskipun sama-sama menggunakan dua mesin, yaitu perpaduan antara mesin bakar konvensional dengan motor listrik.
Namun, pada mesin listrik yang disematkan di mobil PHEV dia memiliki kapasitas baterai yang lebih besar.
Baca Juga: Ducati Rajanya Trek Lurus, Ternyata ini Rahasinya
Jika kapasitas baterai pada mobil hybrid biasanya hanya bisa dipakai 1-3 km saja, sedangkan baterai pada mobil PHEV bisa menempuh jarak 30-80 km.
Karena kapasitas baterai yang lebih besar tadi maka jenis mobil ini mengharuskan untuk mengecas mobil ini layaknya mobil listrik.
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari TechTarget, PHEV adalah mobil listrik yang masih doyan bensin. Bisa dikatakan begitu karena pada pada jenis mobil ini motor listrik benar-benar bisa berjalan tanpa bantuan mesin konvensional.
Tidak seperti mobil hybrid yang mana motor listrik hanya diperbantukan untuk akselerasi saja, selepas itu pada putaran menengah ataupun tinggi maka mesin bakar yang akan bekerja.
Baca Juga: 8 Alasan Resign bagi Pekerja Supaya Tetap Memiliki Reputasi Baik, Apa Saja? Cek Selengkapnya
Pada PHEV motor listrik bisa berjalan secara mandiri sejauh puluhan kilometer. Jadi dengan menggunakan mobil ini kita bisa merasakan betapa halus dan heningnya mobil listrik murni.
Jika masih harus dicas kenapa tidak beli mobil listrik sekalian? Karena infrastruktur negara kita belum siap untuk teknologi full electrified seperti yang dicanangkan dalam program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) yang selanjutnya disebut KLB.
Meskipun sudah ada Perpress No. 55 Tahun 2019 yang menjadi landasan program KLB ini, namun pada kenyataannya setelah 4 tahun perpres ini berjalan perkembangannya masih terasa lambat.
Baca Juga: 3 Gaya Belajar yang Perlu Ada Ketahui, Boleh Jadi Metode Anda Termasuk dalam Daftar Ini
Hal ini bisa bisa dilihat bahwa belum semua SPBU dilengkapi dengan tempat ngecas mobil listrik atau biasa disebut SPKLU. Hanya dikota besar saja yang sudah ada SPKLU.
Alasan selanjutnya adalah karena mayoritas listrik yang digunakan oleh rumah tangga di Indonesia adalah 900VA, sedangkan daya minimum untuk melakukan pengisisan ulang daya pada mobil listrik adalah 2000VA. Bahkan untuk idealnya disebutkan harus menggunakan daya 5000VA.
Untuk kedua alasan utama itulah PHEV diciptakan. Karena kendaraan ini merupakan peralihan yang baik ketika kita ingin merasakan betapa nikmatnya memiliki mobil listrik tapi, kita masih terkendala bagaimana pengisian ulang daya.
Baca Juga: Apa Itu Mobil Hybrid? Simak Penjelasan Lengkapnya untuk Anda di Sini
Karena dengan PHEV kita bisa mengecas layaknya mobil listrik murni tapi, kita tetap bisa mampir sebentar ke SPBU untuk isi bensin layaknya mobil yang menggunakan mesin pembakaran dalam.
Pada mobil hybrid konsumsi bahan bakar minyak lebih irit karena kinerja mesin bakar dibantu oleh mesin listrik. Sehingga pemakaian bahan bakar minyak bisa menjadi lebih irit.
Pada mobil PHEV pemakaian bahan bakar minyak bisa lebih irit lagi. Hal ini dikarenakan motor bakar bisa seratus persen nganggur ketika berada pada mode EV, atau hanya motor listrik saja yang bekerja. Hal ini menjadikan efisiensi bahan bakar minyak pada mobil PHEV sangat irit.
Baca Juga: Valentino Rossi sang Legenda MotoGP, Anak Pembalap yang Sekarang Jadi Pemilik Tim Balap
Singkatnya bisa dikatakan bahwa mobil PHEV adalah generasi selanjutnya dari kendaraan konvensional yang masih menggunakan mesin pembakaran dalam dan mengkonsumsi bahan bakar minyak.
PHEV juga merupakan adaptasi yang lebih baik dari mobil hybrid sebelum era mobil listrik dimulai. Karena kita sudah diajarkan bagaimana rasa berkendara dan bagaimana pemakaian mobil listrik.
Namun, kita juga masih diberikan kesempatan mengisi bahan bakar minyak yang mudah didapat.***
