Tata Krama Dalam Bercanda

- 2 Oktober 2021, 13:04 WIB
Ilustrasi orang yang sedang bercanda.
Ilustrasi orang yang sedang bercanda. /Pixabay.com/ParentRap

Lebih lanjut, Bambang Udoyono mengisahkan seseorang pernah mengatakan pada saya dengan memakai amsal yang bagus.  Dia katakan kalau kita melecehkan lukisan seseorang, maka pasti pekukisnya akan tersinggung. 

Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia. Jadi kalau kita melecehkan ciptaan sama saja kita melecehkan penciptanya. 

Itu adalah sebah kesalahan besar.  Maka istighfarlah anda yang pernah melecehkan orang lain.  Sebaiknya jangan diulangi lagi, Ungkap Bambang.

Dalam beberapa kesempatan saya pernah melihat seorang pemandu acara yang bermaksud melucu tapi dengan melecehkan.  Kemarin istri saya juga mengeluhkan hal sama.

Tata krama dalam berbicara, dalam bercanda harus benar benar dihindari oleh seorang pembawa acara.

 Memang akan ada orang yang tertawa tapi lawakan seperti itu adalah lawakan yang tidak beradab.  Jadi harus dihindari. 

Selain melecehkan banyak juga yang melucu dengan berkata kata jorok. Ini juga kesalahan.  Lelucon yang beradab juga harus menghindari kata kata dan tindakan yang memiliki konotasi kurang baik. 

Demikian juga jika profesi anda adalah guru, dosen, trainer, pelatih, instruktur, coach , pemandu wisata, tour leader, editor atau apapun.  Hindari candaan yang melecehkan.

Baca Juga: Biennale Jogja XVI Equator 2021 Tandai Satu Dekade Seri Khatulistiwa

Terapkan tata krama dalam bercanda. Jangan berkata dan bertindak kasar.  Hindari juga kata kata yang memiliki konotasi jorok.  Pakailah kata kata yang sopan.  Pakailah kata kata dan tindakan yang tidak melecehkan.

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Berita Solo Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah