Jangan Minder, Ini Prospek Kerja Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia

- 1 November 2021, 17:42 WIB
Ilustrasi, mahasiswa yang tengah menjalani kuliah sambil kerja.
Ilustrasi, mahasiswa yang tengah menjalani kuliah sambil kerja. /Pexels/artem-podrez/

BERITASOLORAYA.com-Bahasa Indonesia merupakan pelajaran wajib bagi setiap tingkatan sekolah. Mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Biasanya memiliki dua kali pertemuan dalam seminggu dengan alokasi waktu satu pertemuan 4 X 45 menit. Pelajaran wajib ini adalah salah satu mata pelajaran yang tercantum dalam Ujian Nasional.

Selama 12 tahun menempuh pendidikan pasti tidak sedikit siswa yang menyepelekan mata pelajaran wajib ini. Dianggap sebagai mata pelajaran paling mudah sehingga seringkali saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung bosan.

Baca Juga: Ingin Ruangan Lebih Sejuk Alami? Tempatkan Tanaman Hias Ini...

Hanya materi pelajaran tertentu saja yang disukai dipelajaran bahasa Indonesia ini. Seperti materi pelajaran prosedur kompleks yang biasanya guru memberi tugas berbentuk praktik. Atau anekdot yang juga terjun langsung dalam permainan peran untuk pengambilan nilai tugas. Serta materi-materi lainnya yang berhubungan dengan praktik langsung terjun ke lapangan.

Saat ini sudah banyak universitas yang menyediakan jurusan bahasa Indonesia sebagai studi lanjut, baik di strata 1 (S1), strata 2 (S2), dan juga strata 3 (S3). Dalam lingkungan masyarakat tentunya jurusan bahasa Indonesia memiliki dua pandangan yang berbeda.

Ada yang menganggap bahwa mahasiswa bahasa Indonesia hanya belajar dalam kesia-siaan, karena hanya mempelajari bahasa ibunya sendiri. Selain itu, ada pula yang memahami bahwa jurusan bahasa Indonesia tidaklah mudah dan memiliki keuntungan sangat besar dalam prospek kerja.

Baca Juga: Berikut Penjelasan Menurut Ahli Susu, Tentang Ice Cream Untuk Kesehatan.

Kedua pandangan itu tidak ada salahnya, mengenai pandangan yang menganggap bahwa jurusan bahasa Indonesia hanya kesia-siaan adalah benar adanya ketika masyarakat Indonesia lebih mencintai bahasa asing daripada bahasa Indonesia itu sendiri.

Halaman:

Editor: Siti Charirotun Nadhifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x