Saat ini, Gusti Moeng merasa bangga bahwa sanggar pelatihan Pambiwara di Keraton Kasunanan Surakarta bisa berkembang pesat. “Saya senang mulai banyak anak muda yang tertarik mempelajari budaya Jawa. Bahkan banyak mahasiswa yang bukan bidang Ilmu Budaya yang juga ikut belajar Pambiwara. Dari hal itu, saya pernah mendapat usulan untuk mendirikan perguruan tinggi khusus Pambiwara. Tapi, untuk menjadi pendidikan formal pasti ada aturan yang sangat ketat,” tuturnya.
Sementara, Gusti Moeng tidak ingin membatasi semua orang untuk belajar Budaya Jawa. Ia pun lebih memilih untuk tetap mempertahankan sanggar sebagai tempat berlatih Pambiwara.
Ke depan, Gusti Moeng berharap lebih banyak orang yang mau belajar menjadi Pambiwara. “Dari pelatihan ini saya ingin agar orang Jawa tidak hilang Jawane. Sebab, banyaknya budaya luar yang masuk ke Indonesia tanpa filter, bisa merusak budaya Jawa. Saya berharap para peserta yang lulus menjadi Pambiwara bisa menyebarluaskan Budaya Jawa sehingga bisa tetap lestari,” imbuhnya.***