Alasannya adalah pemuatan satu sisi dalam informasi tidak memberikan kesempatan bagi pembaca untuk mengidentifikasi kebenaran. Sehingga, informasi palsu sangat rentan termuat pada berita terebut.
Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas, BPPTKG Masih Mempertahankan Status Siaga
Baca Juga: Perlahan Namun Pasti, Militer Myanmar Semakin Terdesak oleh Tekanan Dunia Internasional
Sumber informasi tidak jelas
Hal yang paling penting dari sebuah informasi adalah sumbernya. Jika suatu informasi tidak memiliki sumber yang kredibel dan jelas, maka sudah dapat dipastikan jika informasi tersebut adalah hoaks.
Selain ketiadaan informasi, kejelasan informasi juga diperlukan. Sumber yang tidak jelas, tentu sangat rentan disisipkan oleh informasi-informasi palsu.
Mengandung ajakan untuk memviralkan
Informasi yang baik pada dasarnya tidak memiliki niat apapun selain mengabarkan sebuah fakta yang ada. Jika terdapat ajakan untuk membagikan atau memviralkan informasi tersebut, sudah dapat dipastikan jika itu adalah hoaks.
Kabar-kabar yang viral, dan paling banyak dibagikan juga sering kali terindikasi hoaks. Sehingga, hal tersebut dapat diantisipasi sedari awal oleh setiap orang dalam mengkonsumsi informasi yang mereka dapatakan.
Rosarita Niken Widiatsuti, Staf Khusus Kementerian Kominfo mengatakan, jika terdapat informasi yang membuat takut, membuat marah, dan terprovokasi. Maka hal tersebut perlu dicek kebenarannya.***