Membakar Jenazah, Tradisi Unik Pemakaman Ngaben Bali, Ternyata Seperti Ini Faktanya!

- 10 Juni 2022, 12:48 WIB
Membakar Jenazah, Tradisi Unik Pemakaman Ngaben Bali, Ternyata Seperti Ini Faktanya!
Membakar Jenazah, Tradisi Unik Pemakaman Ngaben Bali, Ternyata Seperti Ini Faktanya! /Tangkapan layar YouTube Ric Snt

BERITASOLORAYA.com- Di Bali terdapat tradisi membakar jenazah yang merupakan rutual pemakaman umat Hindu Bali atau yang lebih dikenal ngaben.

Adanya tradisi membakar jenazah atau ngaben dinilai unik dan mengagumkan dari banyaknya proses ritual, ornamen, hingga banyaknya masyarakat yang terlibat dalam tradisi ini.

Tradisi ngaben ini sudah terkenal bagi masyarakat di Bali terutama bagi umat Hindu, keunikan budaya turut diajarkan pada tradisi membakar jenazah ini.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti tradisi ngaben diwajibkan untuk memakai pakaian adat Bali.

Baca Juga: Pesan Menyentuh Ridwan Kamil Saat Jasad Eril Ditemukan: Kami Tenang Sekarang

Perlu diketahui tradisi ngaben ini dilakukan, jika terdapat saudara, keluarga, ataupun kerabat yang sedang berduka.

Tamu yang datang ke tempat berduka juga membawa perbekalan berupa bahan-bahan pokok seperti beras, kopi, gula, dan lain-lain untuk tuan rumah yang sedang berduka.

Begitu juga dengan tuan rumah yang menyajikan makanan ringan maupun berat untuk para tamu maupun orang yang membantu dalam upacara pemakaman ini.

Selain itu, di rumah berduka juga turut diputar lagu iringan Bali yang merupakan salah satu tradisi dari warga Bali.

Baca Juga: Penemuan Jasad Eril, KBRI Bern Sampaikan Fakta Ini: Konfirmasi Bahwa Hasil Tes DNA, Jasad yang Ditemukan...

Tradisi ngaben ini merupakan tradisi yang penting bagi umat Hindu di Bali, karena mereka percaya akan reinkarnasi atau terlahir kembali setelah kematian.

Dalam tradisi ngaben terdapat banyak ritual yang harus diikuti seperti salah satunya pemandian jenazah.

Upacara pemakaman dipimpin oleh pemuka agama setempat atau disebut Pemangku. Sambil diiringi doa, jenazah pun dimandikan dan prosesnya dilakukan secara terbuka.

Dalam hal tersebut ditujukan agar para saudara, keluarga, maupun kerabat dapat melihat jenazah untuk terakhir kalinya dan memberikan kehormatan terakhir.

Lebih lanjut proses pemandian jenazah ini dilakukan agar jenazah dapat kembali lagi kepada Sang Pencipta dalam keadaan suci dan dapat terlahir kembali dalam kondisi baik.

Masyarakat di Bali dalam menjalankan upacara pemakaman tersebut menjalankannya dengan gotong royong.

Pada saat sudah mencapai di hari puncak kremasi, akan ada ritual iringan lembu dan juga bade yang akan diarak oleh warga sekitar ke tempat kremasi berlangsung.

Lembu dan bade ini terbuat dari material yang mudah terbakar seperti bambu yang dihias sedemikian rupa.

Tradisi ngaben ini biasanya menghabiskan banyak biaya yaitu dapat mencapai miliaran rupiah, tergantung kemampuan finansial keluarga ataupun tingkat sosial dari almarhum.

Puncak dari tradisi ngaben ini adalah lembu yang dibakar, begitu juga semua barang-barang dipakai dalam ritual tersebut.

Proses kremasi ini dilakukan secara terbuka, untuk proses kremasi biasanya sampai satu jam.

Ketika sudah selesai proses kremasi, sanak maupun saudara mengambil sisa-sisa tulang dan abu orang yang meninggal.

Setelah itu, abu dibawa ke pantai dan didoakan untuk kembali lagi ke alam semesta.***

Editor: Aida Annisa

Sumber: Youtube Ric snt


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x