Peringatan Malam 1 Suro: Sejarah dan Pantangannya bagi Masyarakat Jawa

- 28 Juli 2022, 09:58 WIB
Ilustrasi sejarah malam satu suro.
Ilustrasi sejarah malam satu suro. /Tangkapan layar Instagram/ @bayu_ario

BERITASOLORAYA.com - Pengertian dari 1 Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa, maksudnya pergantian tahun atau tahun baru berdasarkan kalender Jawa.

Biasanya satu suro diperingati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum tanggal satu sehingga disebut malam 1 Suro. Hal ini disebabkan karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan di tengah malam.

Tahun ini peringatan malam satu suro sendiri akan jatuh pada hari Minggu, 30 Juli 2022.
Dalam adat Jawa malam satu suro ini dianggap keramat terutama jika jatuhnya pada Jumat Legi.

Baca Juga: Beda Banget! Begini Potret Jennie BLACKPINK dan Bahiyyih Kep1er Ketika Memakai Baju yang Sama

Sebagian masyarakat melarang untuk berpergian kemanapun kecuali untuk berdoa atau melakukan ibadah lain menjelang satu suro.

Pada umumnya untuk memperingati malam tersebut terdapat ritual tradisi dengan mengadakan iring-iringan yang dilaksanakan oleh rombongan masyarakat atau biasa disebut kirab.

Dalam merayakan malam satu suro tiap-tiap daerah di Jawa memiliki cara yang berbeda-beda.

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Solo misalnya dalam merayakan malam satu suro terdapat hewan yang disebut kebo bule. Kebo bule menjadi daya tarik dalam merayakan malam satu suro dan dianggap keramat.

Baca Juga: Guru yang Lulus Passing Grade tapi Tidak Mendapat Formasi di Sekolah Induk, Bagaimana Ketentuan PPPK 2022?

Sedangkan di Yogyakarta perayaan malam satu suro identik dengan membawa keris dan benda pusaka saat iring-iringan.

Ada juga daerah yang melakukan Tapa Bisu, atau mengunci mulut selama ritual. Dimaksudkan untuk berkaca pada diri sendiri atas apa yang diperbuatnya selama setahun penuh.

Perayaan malam satu suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Oleh karena itu dalam perayaannya selalu diselingi ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakan. Tujuannya supaya terlepas dari bahaya.

Sejarah dari peringatan malam satu suro ini berawal dari Sultan Agung Hanyokrokusumo yang menginginkan persatuan rakyatnya untuk melawan Belanda di Batavia, termasuk menyatukan pulau Jawa.

Baca Juga: 6 Manfaat Mengonsumsi Teh Untuk Kesehatan yang Jarang Orang Ketahui

Ia ingin supaya rakyatnya tidak terpecah terutama jika penyebabanya karena masalah agama.

Oleh karena itu setiap hari Jumat Legi pemerintah setempat melakukan pengajian sekaligus ziarah kubur dan haul ke makam Sunan Ampel dan Sunan Giri.

Dari sinilah 1 Suro yang dimulai pada Jumat Legi menjadi keramat, bahkan banyak orang yang menganggap akan terkenal sial apabila ada orang yang memanfaatkan hari tersebut dengan kepentingan lain dan bukan mengaji, ziarah, dan haul.

Dilansir dari kanal YouTube Fitka Channel, peringatan malam satu suro juga memiliki pantangan-pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat Jawa.

Baca Juga: Rekomendasi 4 Wisata di Malang yang Wajib Dikunjungi, Nomor Terakhir Paling Favorit

Pantangan pertama adalah jangan keluar rumah apabila tidak terlalu penting dan lebih baik berdoa saja di rumah karena apabila keluar rumah akan mendapatkan kesialan.

Pantangan kedua adalah jangan mengatakan sesuatu yang tidak baik, alasannya ditakutkan hal tersebut akan menjadi kenyataan. Walaupun konteksnya bercanda, lebih baik jangan dilakukan demi kebaikan sendiri.

Pantangan ketiga adalah tidak melakukan hajatan atau pindahan rumah. Alasannya pada malam satu suro terjadi gesekan energi yang luar biasa.

Dengan demikian, malam satu suro adalah malam yang sakral dan lebih baik memilih untuk mengadakan hajatan atau pindah rumah di lain waktu.***

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: YouTube Fitka Channel petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x