Network
BERITASOLORAYA.com – Dewi Sri merupakan dewi kesuburan. Sosok Dewi Sri selalu dikaitkan dengan asal-usul padi dan tanaman bermanfaat lainnya. Keeksistensian Dewi Sri ini lebih populer di negara agraris, khususnya Asia Tenggara.
Kisah mengenai Dewi Sri berbeda dengan Dewi Lakshmi dari India. Dewi Sri yang ada di negara agraris lebih digambarkan kepada sosok perempuan yang membawa padi di tangannya. Berikut ini kisah Dewi Sri yang dikutip BeritaSoloRaya.com dari Basastra.
Dilansir BeritaSoloRaya.com dari berbagai sumber, Batara Guru merupakan penguasa langit yang memerintahkan dewa-dewi untuk bergotong royong membangun Bale Mariuk, Gedong Sasaka Domas di Kahyangan. Siapapun yang menolak perintah akan dijatuhi hukuman berupa leher yang dipenggal.
Mendengar perintah ini, Dewa Antaboga sangat khawatir. Sebab Dewa Antaboga adalah dewa ular yang tidak memiliki tangan dan kaki. Dia merasa khawatir karena tidak bisa ikut membantu bergotong royong.
Dewa Antaboga pun meminta saran kepada Batara Narada, namun sayangnya Batara Narada tidak dapat memberikan solusi. Karena sangat sedih, akhirnya Dewa Antaboga pun menangis. Air mata kesedihannya itu kemudian berubah menjadi tiga buah telur.
Sebagai permintaan maafnya, Dewa Antaboga berniat menyerahkan tiga buah telur tersebut kepada Batara Guru. Namun di tengah perjalanan, dua telur jatuh dan pecah sehingga menyisakan satu telur saja.
Akhirnya Dewa Antaboga pun melanjutkan perjalanan menemui Batara Guru. Telur yang tinggal sebutir itu kemudian dipersembahkan dan dierami atas dasar perintah Batara Guru. Setelah dierami ternyata muncul seorang bayi perempuan.
Batara Guru sangat menyukai bayi perempuan tersebut dan berniat menjadikannya sebagai anak angkat. Bayi perempuan itu diberi nama Dewi Sri. Setelah dewasa, Dewi Sri tumbuh menjadi sosok wanita yang cantik.
