Negara Maju Punya 2% Wirausaha dari Jumlah Penduduk, Prof Izza Mafruhah Sebut Indonesia Banyak Wirausaha

- 16 Mei 2023, 05:08 WIB
Indonesia memiliki banyak wirausaha dengan jumlah 3,47 persen dari total penduduknya, tetapi Indonesia masih tergolong negara berkembang.
Indonesia memiliki banyak wirausaha dengan jumlah 3,47 persen dari total penduduknya, tetapi Indonesia masih tergolong negara berkembang. /

BERITASOLORAYA.com - Indonesia saat ini masih digolongkan sebagai negara berkembang. Menilik data dari World Population Review (2021), mayoritas negara maju memiliki nilai Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI) di atas 0,8.

Saat ini, Indonesia masih tergolong sebagai negara berkembang dengan nilai HDI 0,705 atau masih belum mencapai nilai 0,8 ke atas.

Selain nilai HDI, Profesor Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof. Dr. Izza Mafruhah, SE, M.Si, menjelaskan bahwa David McClelland menyebut syarat negara maju setidaknya memiliki 2% wirausaha dari total penduduknya.

Berdasarkan rasio jumlah wirausaha ini, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia telah memiliki penduduk dengan profesi wirausaha sebesar 3,47%, melebihi syarat negara maju dari David McClelland.

Mengapa Indonesia masih tergolong negara berkembang? Padahal Indonesia telah melebihi syarat negara maju dari David McClelland dan memiliki penduduk berprofesi wirausaha melebihi 2% dari total penduduk.

Baca Juga: TERNYATA, Kemenkeu Tegaskan Bagian DAU Ini Khusus Formasi PPPK 2022 dan 2023, Sementara Formasi Lain...

Izza Mafruhah menjelaskan bahwa profesi wirausaha sebesar 3,47% dari jumlah penduduk Indonesia itu masih tergolong wirausaha yang kecil.

Artinya, sebagian besar jumlah wirausaha Indonesia masih tergolong wirausaha mandiri dan belum membuka lapangan kerja bagi banyak penduduk.

“Sehingga, kalo di dalam David McClelland itu 2 persen itu dia akan bisa menarik tenaga kerja,” tutur Izza Mafruhah dalam wawancara eksklusif pada Senin, 15 Mei 2023.

Wirausaha pada dasarnya memiliki kesempatan untuk membuka lapangan kerja baru dan membawa tenaga kerja lain. Izza Mafruhah memberikan contoh pada pengusaha kecil memungkinkan untuk menarik hingga tiga orang pekerja.

“Pengusaha yang kecil aja misalnya He gitu, dia mempunyai satu Warung He mungkin dia akan membuka peluang kerja bisa sampe dua atau tiga orang bekerja,” kata Izza Mafruhah.

Baca Juga: Kejar Target, Kemenkop UKM Ciptakan Wirausaha Baru hingga 2024

Maka, 2% wirausahawan seharusnya bisa membantu peningkatan tenaga kerja hingga 6%. Tetapi, di Indonesia hal tersebut belum tercapai karena sifat wirausaha yang dijalankan kebanyakan masih mandiri.

“Tapi, di Indonesia ternyata yang 3,47 itu belum mencerminkan itu, karena mereka memang masih bener-bener pekerja mandiri, pekerja yang menggunakan mobe (motor berkeliling) dan sebagainya itu kan dia belum membuka kesempatan kerja bagi yang lainnya,” ucap Izza Mafruhah.

Apabila dibandingkan dengan total penduduk Indonesia yang mencapai 273, 52 juta jiwa per 31 Januari 2023, jumlah 3,47% itu juga masih tergolong sangat sedikit.

“Itu pun yang 3,47 itu jumlahnya masih sedikit dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sudah mencapai 280 juta, baru hanya sekitar 9 juta,” ucap Izza Mafruhah.

Lebih lanjut, Izza Mafruhah menyebut Indonesia memerlukan penambahan wirausaha baru untuk membantu perekonomian masyarakat.

Baca Juga: ALHAMDULILLAH, Tak Dipecat, Honorer di Daerah Ini Full Senyum, Pemda Sudah Ajukan Ribuan Formasi PPPK 2023

“Nah itu sebabnya, maka Indonesia walaupun sudah melebihi target tapi masih perlu penambahan wirausaha baru, khususnya di kalangan generasi muda,” kata Izza Mafruhah menjelaskan.***

Editor: Maulida Cindy Magdalena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah