BERITASOLORAYA.com - Hunger merupakan film yang mengangkat cerita tentang dunia kuliner mewah di Thailand. Menonton drama ini dengan perut lapar mungkin saja bisa membuat rasa laparnya terasa dua kali lipat. Hunger berhasil menggabungkan cerita-cerita koki yang beragam, dengan sentuhan dari beberapa film lain.
Sebut saja seperti, "The Menu", "Chef", "No Reservations/Mostly Martha". Membuat drama ini yang berfokus pada makanan dan perjalanan perkembangan karakter menjadi menarik dan menggugah selera.
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari Fugitives, pemeran utama Hunger, Aoy, yang diperankan oleh Chutimon Chuengcharoensukying dari "Bad Genius", bekerja keras di dapur warung Pad See Ew terbuka milik ayahnya yang sudah tua, menyajikan mie bagi para pelanggan yang menikmatinya dengan lahap.
Baca Juga: Sering Salah Paham, Ini Bedanya Antara Sistem Pengereman CBS dengan ABS
Meskipun di dalam cerita Hunger dikatakan bahwa teman-teman Aoy merasa iri karena dia memiliki pekerjaan tetap setelah lulus sekolah, dia merasa pesimis akan kemungkinan terus terjebak dalam rutinitas yang terbatas di tempat tersebut.
Tetapi segalanya berubah ketika seorang asisten sous chef (Gunn Svasti) memesan makanan dari Aoy, mencicipi satu suapan, dan meninggalkannya selembar kartu bisnis yang mungkin harganya lebih mahal daripada menu makanannya.
Dia telah melihat bagaimana Aoy "bekerja dengan api" di dapur, dan mengundangnya untuk mencoba audisi di Hunger.
Kemudian, Aoy menerima tantangan tersebut. Ketika ditanya mengapa dia menerima tantangan tersebut? “I want to be special! (Aku ingin menjadi istimewa!)”, katanya dengan yakin.
Mencapai standar Chef Paul di dapur yang penuh dengan peralatan stainless steel sekelas restoran paling populer di Timur tidak akan mudah.
Ditambah ingin mengalahkan anak muda yang angkuh dengan latar belakang pendidikan kuliner dengan pengalaman di restoran mewah hanyalah awal dari tantangan yang akan dihadapinya.
Chef Paul, diperankan oleh Nopachai Chaiyanam, adalah seorang yang sombong dalam dunia kuliner. Ia berkeras untuk menggunakan bahan-bahan terbaik, seperti daging sapi Wagyu, daging babi Kurobuta, dan lobster segar langsung dari perahu.
Magangnya di dapur berkualitas tinggi ini akan melibatkan pujian palsu dan penurunan pangkat agar tahu posisinya, perjalanan bersama Tone (sang sous chef perekrut) untuk mengambil bahan-bahan berkualitas tinggi, serta pelajaran setelah jam kerja dari Tone.
Baca Juga: Keuntungan Mobil yang Mempunyai Sistem ABS, Nomor 4 Banyak yang Belum Tahu
Aoy bekerja sepanjang malam demi mencapai ekspektasi tinggi yang dituntut darinya. Tetapi ketika ia melihat bagaimana orang-orang elit yang beradab berubah menjadi babi rakus saat menikmati masakan sang chef, ia dan film tersebut sampai pada titik puncaknya.
Dalam pengalaman Aoy bersama Paul dan kemudian mencapai kesuksesan di bidangnya sendiri, dia menyadari bahwa dia merasa tersesat dan apa yang dia inginkan sebenarnya tidaklah sama dengan yang dia kejar.
Aoy tidak menemukan Chef Paul sendiri, dia diperkenalkan kepadanya oleh Tone dalam film "Hunger".
Proses Aoy untuk menemukan jawaban atas kebingungannya menarik untuk disaksikan dan bisa dijadikan pesan dari film tersebut, yaitu menemukan jalan hidup sendiri.
Baca Juga: BERSIAP! Polisi Siapkan Pos untuk Pantau Pemotor saat Mudik Lebaran
Namun, pesan ini dipengaruhi oleh perbedaan kelas yang membuatnya menjadi perjuangan antara passion dan kelas sosial, yang bisa dirasakan oleh banyak orang.
Penulis film "Girl from Nowhere" Kongdej Jaturanrasamee, bertanggungjawab atas naskah dan produksi film Hunger, dan berhasil menguasai baik lingkungan maupun genre kuliner ini.
Sutradara Sitisiri Mongkolsiri juga ikut memberikan sentuhan sehingga membuat film Thailand yang satu ini lebih ditujukan untuk pasar internasional.***