Perlahan Namun Pasti, Militer Myanmar Semakin Terdesak oleh Tekanan Dunia Internasional

2 April 2021, 17:36 WIB
Ilustrasi. Militer Myanmar mendapat desakan dari dunia internasional. /@myanmar.tatmadaw

PR SOLORAYA - Perlahan tapi pasti, aksi kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar terus mendapat tekanan dari dunia internasional.

Sebelumnya, beberapa negara masih menutup mata atas apa yang terjadi di Myanmar oleh militer setempat. Walau demikian, korban jiwa yang semakin berjatuhan, membuat beberapa negara tersebut kian berubah sikap.

Dilansir Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters pada Kamis, 1 April 2021, Inggris memberikan sanksi kepada salah satu konglomerat militer, mengikuti tindakan serupa dari negara-negara Barat lainnya.

Merek busana Next bahkan telah mengumumkan telah menunda pesanan yang berasal dari pabrik di Myanmar.

Baca Juga: Update Virus Corona Indonesia per 2 April 2021, Kasus Covid-19 Meningkat Jadi 1.523.179 Orang

Baca Juga: Australia Minta Militer Myanmar Bebaskan Warga Negaranya yang Menjadi Penasihat Ekonomi Aung San Suu Kyi

"Telah tenggelam ke titik terendah dengan pembunuhan sewenang-wenang terhadap orang-orang yang tidak bersalah, termasuk anak-anak,” ujar Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.

Sidang Dewan Keamanan PBB bahkan telah mengutuk keras aksi represif aparat yang dilakukan kepada warga Myanmar. Mereka bahkan telah merencanakan sanksi yang ditujukan kepada Junta atau militer Myanmar.

Rusia, walau menjadi mitra strategis bagi Myanmar, khususnya dalam perdagangan. Juga tidak menutup mata atas kekerasan yang sedang terjadi di Myanmar.

Juru Bicara pemerintah Rusia, Dimitry Peskov mengatakan walau Rusia memiliki relasi yang kuat dengan Myanmar, bukan berarti mereka diam. Rusia mengaku khawatir terhadap korban sipil yang terus berjatuhan di Myanmar.

Baca Juga: Billy Syahputra dan Amanda Manapo Putus, Keduanya Diduga Sama-sama Dekat dengan Orang Lain

Baca Juga: Tak Perlu Datang ke Salon, Simak 5 Tips Berikut untuk Mencegah Kerutan di Wajah

China yang sempat pasang badan untuk Myanmar, juga perlahan mulai merubah sikapnya. Mereka menyadari penuh jika kepentingannya tidak akan mulus, jika Myanmar tetap berada dalam kondisi yang tidak kondusif.

Sedangkan negara-negara Asia Tenggara, hingga saat ini belum memberlakukan embargo apa pun. Namun telah memiliki statement yang lebih kuat dalam menanggapi kisruh di Myanmar.

Thailand, yang memiliki hubungan baik dengan militer Myanmar, pada Kamis mengatakan negara itu "sangat bermasalah".

Mereka mulai mengeluhkan dampak yang diakibatkan oleh krisis yang sedang terjadi di Myanmar tesebut.

Retorika yang lebih keras datang dari Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Singapura. Menteri Luar Negeri dari negara-negara tersebut sedang dalam proses guna mempengaruhi militer Myanmar.

Pada Kamis, 1 April 2021. Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan dia khawatir dan terkejut atas kekerasan itu, serta menyampaikan harapan China agar terjadi dialog dan perdamaian di Myanmar.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler