Dinilai Gagal Atasi Covid-19 hingga Kasus Kematian Melonjak, Presiden Brasil Dituntut Turun Rakyatnya

20 Juni 2021, 14:59 WIB
Dinilai gagal mengatasi Covid-19 hingga buat kasus kematian melonjak, Presiden Brasil Jair Bolsonaro dituntut turun oleh rakyatnya. /REUTERS/UESLEI MARCELINO

PR SOLORAYA - Pengunjuk rasa menuntut Presiden Brasil Jair Bolsonaro untuk segera mengundurkan dirinya dari jabatan kepresidenan.

Jair Bolsonaro dituduh gagal mendapatkan vaksin dengan cepat, memprioritaskan perawatan yang belum terbukti untuk Covid-19, dan meragukan pemakaian masker.

Para ahli, dokter, dan tenaga medis juga khawatir kasus kematian akibat Covid-19 di Brasil akan mencapai angka 800.000 jiwa.

Baca Juga: Ikatan Cinta 20 Juni 2021: Kehadiran Oma Maharani Bikin Elsa Terpojok, Pegang Rahasia Pembunuhan Roy

Lebih lanjut 2.301 kematian telah dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir, dan para ahli khawatir wabah Covid-19 ini dapat memburuk karena kegagalan pemerintah Jair Bolsonaro.

Di pusat kota Rio de Janeiro, pengunjuk rasa melambaikan tanda-tanda yang dihiasi dengan slogan-slogan seperti "500.000 kematian, itu salahnya". kata 'salahnya' diarahkan kepada presiden mereka.

Yang lain berbunyi, "Keluarlah Bolsonaro. Pemerintah yang penuh kelaparan dan tidak berguna."

Baca Juga: Terawang Pernikahan, Roy Kiyoshi Sebut Rizky Billar Harus Lebih Setia pada Lesti Kejora

Menurut laporan berita nasional Brasil, aksi protes terjadi setidaknya di 44 kota.

Data terbaru menunjukkan bahwa hanya 11% orang Brasil yang sepenuhnya divaksinasi terhadap virus corona, dengan 29% populasi telah menerima dosis pertama vaksin.

Pfizer mengatakan telah menawarkan vaksinnya kepada pejabat Brasil antara Agustus dan November tahun lalu, tetapi diklaim bahwa pemerintah Brasil melewatkan kesempatan untuk membelinya.

Baca Juga: Link Nonton Drakor 'A Girl Who Can See Smell' Episode 1, Tayang di NET TV Senin, 21 Juni 2021 Pukul 18.00 WIB

"Kami memprotes pemerintah genosida Bolsonaro yang tidak membeli vaksin dan tidak melakukan apa pun untuk merawat rakyatnya pada tahun lalu," ungkap salah satu demonstran.

"Brasil sedang mengalami kemunduran besar. Dulu negara ini dikenal dengan negara teladan untuk urusan vaksinasi di dunia. Kami memiliki institusi yang diakui secara luas, tetapi hari ini kami berada dalam situasi yang menyedihkan," ujar seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang bergabung dalam protes di Rio.

Ahli epidemiologi memperingatkan bahwa, dengan tibanya musim dingin di belahan bumi selatan dan varian baru dari virus Covid-19 yang beredar, kematian akan terus meningkat bahkan jika imunisasi meningkat.

Baca Juga: Resep Oseng Ikan Tongkol Pedas, Dijamin Ketagihan

"Saya pikir kita akan mencapai 700.000 atau 800.000 kematian sebelum kita melihat efek vaksinasi," kata Gonzalo Vecina, mantan kepala regulator kesehatan Brasil Anvisa.

"Kami mengalami kedatangan varian baru dari virus ini, termasuk varian Delta dari India," tambahnya.

Raphael Guimaraes, seorang peneliti di pusat biomedis, khawatir kematian bisa kembali ke rata-rata 3.000 kematian per hari yang terlihat pada bulan Maret dan April.

Baca Juga: Sederet Artis Tanah Air Raih Penghargaan IMI Automotive Appreciation Night 2021, Atta Halilintar Dapat Piala

"Kami masih dalam situasi yang sangat kritis, dengan tingkat penularan yang sangat tinggi dan hunian tempat tidur rumah sakit yang terbatas di banyak tempat," ujarnya.

Diketahui, Brasil telah mencatat hampir 100.000 infeksi baru dalam setiap hari, melampaui India untuk yang terbanyak di dunia.

Sebelumnya pada bulan lalu, sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa popularitas Bolsonaro telah merosot ke posisi terendah baru dengan hanya 24 persen warga Brasil yang mengatakan pemerintahannya "baik" atau "hebat.

Survei yang sama menunjukkan bahwa saingan sayap kirinya, mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, akan menang dalam pemilihan putaran kedua jika pemilihan 2022 diadakan hari ini.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler