Kembali Gempur Jalur Gaza, PM Israel Peralat Palestina untuk Perkuat Elektabilitas di Pemilu?

7 Agustus 2022, 18:26 WIB
Api dan asap membubung selama serangan udara Israel, di tengah pertempuran Israel-Gaza, di Kota Gaza 6 Agustus 2022. /Foto: REUTERS/Mohammed Salem/

BERITASOLORAYA.comIsrael masih menggempur Jalur Gaza di hari kedua dengan serangan udara yang mematikan. 

Pada hari Sabtu, 6 Agustus 2022, Israel meratakan rumah-rumah penduduk dan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza ditutup setelah kehabisan bahan bakar.

Serangan udara mematikan Israel ke Jalur Gaza menimbulkan banyak spekulasi tentang motivasi Israel kali ini. 

Berbagai spekulasi timbul seperti penargetan komandan senior Jihad Islam Palestina hingga motivasi politik PM Israel Yair Lapid yang dianggap memperalat Gaza untuk meraih suara mengingat sebentar lagi Israel akan menggelar pemilu di bulan November.

Baca Juga: Erick Thohir Bersama Jokowi, Ganjar Pranowo, dan Gibran Rakabuming CFD an di Kota Solo: Sebuah Euforia...

Serangan Israel ke Jalur Gaza disebut dilancarkan dalam rangka menargetkan seorang komandan senior Jihad Islam Palestina. Serangan berlangsung sepanjang malam, menarik kedua pihak (Israel dan Palestina) untuk saling menyerang dan bergempur habis-habisan.

Spekulasi lain mengatakan bahwa motivasi Israel melancarkan serangan mematikan ke Palestina adalah demi kepentingan politik pihak-pihak tertentu dalam konteks demokrasi Israel yang akan digelar November tahun ini.

Mariam Barghouti, seorang peneliti yang berbasis di Ramallah mengatakan bahwa ada kecenderungan para pemimpin Israel untuk memperalat Gaza sebagai senjata untuk menggalang suara dan menaikkan elektabilitas.

Baca Juga: Lirik Lagu Jodoh Pasti Bertemu oleh Afgan, Cocok Dinyanyikan Saat Lagi Santai

Kamis lalu, 4 Agustus 2022, Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan bahwa Israel tidak segan menggunakan kekuatan militer untuk memulihkan kehidupan normal di selatan Israel dan tidak akan menghentikan kebijakan penangkapan operasi teroris di Israel.

Nour Odeh, mantan jubir pemerintah Otoritas Palestina sekaligus seorang analis politik membenarkan spekulasi bahwa serangan Israel dilakukan dengan motif politik.

“Gaza trauma. Itu belum pulih. Hamas dan Jihad berusaha keras untuk menjaga ketenangan dan memberi orang kesempatan untuk bernapas. Tidak ada yang mencari eskalasi – kecuali Lapid,” kata Odeh.

Baca Juga: Jadwal Pelaksanaan Resmi PPG Dalam Jabatan Tahun 2022 Periode 2, Kapan Pengumuman Hasil UKM PPG?

Lebih tajam, Odeh menyebut serangan ini adalah sebuah kontes untuk menunjukkan siapa yang lebih kuat perlawanannya terhadap aktivis muslim Palestina yang mereka sebut teroris. 

Lapid ingin membuktikan bahwa ia memiliki apapun yang diperlukan Israel sekalipun bukan orang militer.

Pernyataan Odeh sejalan dengan komentar Gideon Levy, seorang komentator dan penulis di surat kabar Israel Haaretz. 

Gideon Levy mengatakan bahwa pemboman Gaza telah menjadi cara bagi politisi Israel untuk menunjukkan "kekuatan" mereka sebelum pemungutan suara. 

Baca Juga: Ide Bisnis Dari Tahu Dibikin Kekinian Auto Laris Manis, Modal Kecil tapi Untung Besar!

Seorang analis Palestina, Tariq Kenney-Shawa menyebut warga Gaza sebagai pion pengorbanan pemimpin Israel untuk kembali mendapatkan kursi kepemimpinan.

“Israel menggunakan warga Gaza sebagai pion pengorbanan dalam perjuangan mereka yang berkelanjutan untuk mendapatkan kekuasaan dan bertindak dengan impunitas karena mereka tahu tidak ada yang bisa atau akan meminta pertanggungjawaban mereka,” tuturnya.

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari Al Jazeera, jurnalis Al Jazeera Youmna El Sayed melaporkan bahwa saat ini Israel banyak menargetkan rumah-rumah penduduk Gaza untuk diratakan.

Jumlah korban pun dipastikan akan terus bertambah karena serangan belum berhenti sejak dini hari. 

Baca Juga: Stik Bawang! Ide Bisnis Rumahan Sederhana dengan Modal Sedikit Untung Banyak, Masih Sedikit yang Jual!

Serangan udara Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 12 orang, di antaranya ada seorang anak perempuan berusia lima tahun dan seorang komandan kelompok jihad Palestina. ***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler