Baghdad Mencekam, Belasan Orang Tewas Akibat Bentrokan Bermotif Politik

31 Agustus 2022, 13:40 WIB
Kelompok pendukung Moqtada al-Sadr di Zona Hijau, Baghdad, Irak, 29 Agustus 2022. /Reuters/Alaa Al-Marjani/

BERITASOLORAYA.com - Sedikitnya 17 orang di Baghdad, Irak, tewas dalam bentrokan mematikan antara para pendukung ulama dan politikus Syiah, Muqtada Al Sadr, dan pendukung milisi pro Iran.

Kedua kelompok saling serang di dekat Zona Hijau, kawasan kantor pemerintah dan kedutaan asing, pada hari Senin malam, 29 Agustus 2022.

Bentrokan terjadi setelah ulama dan politisi Syiah yang berpengaruh di Irak, Muqtada Al Sadr, mengundurkan diri dari segala aktivitas politik.

Baca Juga: Bagaimana Guru Honorer Diangkat Sebagai ASN pada Seleksi PPPK 2022 Mendatang? Perhatikan Skema Ini..

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari Reuters, keputusan Sadr menarik diri dari aktivitas politik dilandasi oleh kegagalan para pemimpin dan partai Syiah lainnya untuk mereformasi sistem pemerintahan yang korup dan membusuk.

"Dengan ini saya mengumumkan penarikan terakhir saya," katanya di Twitter, mengkritik sesama pemimpin politik Syiah karena gagal mengindahkan seruannya untuk reformasi.

Hal ini memicu para pendukung setianya yang sebelumnya menduduki gedung parlemen selama berminggu-minggu menyerbu Zona Hijau dan terlibat bentrokan dengan seteru mereka.

Loyalis Sadr menyerbu Zona Hijau, beberapa orang melompat ke kolam renang di istana, bersorak dan mengibarkan bendera.

Baca Juga: Crystal Palace dan Brentford Berakhir Imbang, Zaha Mengaku Kecewa dengan Rekan Setimnya: Saya Tidak Mengerti..

Bentrokan kemudian terjadi dengan aksi lempar batu sebelum pertempuran senjata meledak di malam hari.

Bentrokan ini membuat suasana di ibukota Irak, Baghdad, kian mencekam di malam hari. Ledakan dan tembakan senapan memekakkan telinga, membumbung tinggi ke langit di atas Zona Hijau.

Jam malam diberlakukan militer Irak di seluruh negeri. Militer Irak juga meminta para demonstran untuk segera meninggalkan Zona Hijau.

Sadr mengatakan dirinya melakukan mogok makan sebagai bentuk protes atas kekerasan bersenjata yang dilakukan semua pihak.

Baca Juga: Sering Terjadi Gempa Bumi, Mentawai Sumbar Alami 14 Kali Goncangan!

Perseteruan ulama syiah karismatik Muqtada Al Sadr dengan musuh-musuh politiknya di kalangan Syiah yang kebanyakan didukung Iran, telah menciptakan rangkaian kekerasan baru di Irak.

Irak semakin terseok-seok karena negara itu masih berjuang mengatasi krisis berkepanjangan akibat perang, sanksi, konflik internal, hingga korupsi yang merajalela.

Kelompok-kelompok di Irak terlibat konflik sektarian dan persaingan politik sejak 2003. Persaingan politik terjadi antara kubu-kubu dan suku-suku yang berbeda.

Bentrokan terbaru mengadu para pendukung Sadr yang bersenjata lengkap melawan para militer yang bersekutu dengan Iran serta pasukan keamanan.

Sadr memenangi pemilu bukan Oktober tahun lalu setelah mendapat dukungan luas dengan aksinya menentang pengaruh AS dan Iran terhadap politik Irak.

Baca Juga: Dulang Talenta Sepak Bola di Bumi Cerdrawasih, Presiden Resmikan Papua Football Academy

Di kursi pemerintahan, Sadr berupaya membentuk pemerintahan yang bebas dari kelompok-kelompok yang didukung Iran. Hal ini menyebabkan ketegangan antara kelompok semakin meningkat.

Ia secara tiba-tiba menarik semua anggota parlemennya dari parlemen pada bulan Juni lalu setelah gagal membentuk pemerintahan yang terbebas dari pengaruh Iran.***

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler