Pisah dengan Kanye West, Adidas Alami Kerugian Pertama dalam Tiga Dekade Terakhir

9 Maret 2023, 06:24 WIB
Usai pemutusan kerjasama dengan Kanye West, Adidas alami kerugian /Instagram/@sitef5/

BERITASOLORAYA.com - Adidas bakal alami kerugian terbesar pertama dalam tiga dekade di tahun ini. Kerugian tersebut akibat pemutusan kerjasama dengan rapper dan perancang busana Kanye West. Karenanya, produk Adidas Yeezy Trainers tidak terjual mulus di pasaran.

Tak hanya itu saja, bahkan Adidas mengungkapkan akan adanya rencana pemotongan deviden yang cukup besar. Hal ini dilakukan untuk menutup kerugian dari kegagalan kemitraan dengan Kanye West.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari laman Sky News, pada Rabu, 8 Maret 2023, perusahaan sepatu terkemuka Adidas tersebut masih belum memutuskan rencana ke depan untuk penjualan Adidas Yeezy Trainers yang belum laku itu.

Total kerugian yang bakal diterima Adidas adalah sebesar $ 500 juta (£ 442 juta) dan sepatu Yeezy Trainers berpotensi dimusnahkan seluruhnya atau digunakan kembali.

Baca Juga: WADUH, Ini Nama Pelamar P1 Guru PPPK 2022 yang Terkena Pembatalan Penempatan, Cek Segera Nama Kamu...

Selain itu, Adidas juga diharuskan membayar mantan kepala eksekutifnya, Kasper Rorsted senilai $16,87 juta (£14,25 juta) setelah dia mengundurkan diri dari bisnis sebelum waktunya. Padahal, kemitraan dengan Kanye West belum berakhir dan persoalan lain termasuk penjualan Yeezy Trainers di China.

Kasper Rorsted adalah CEO Adidas sejak 2016 dan memutuskan untuk keluar pada Agustus 2022 lalu, hampir empat tahun sebelum kontraknya berakhir.

Kepala CEO Bjorn Gulden, yang mengambil kendali pada awal 2023, berjanji untuk membangun kembali merek yang rusak dari kasus pemutusan kemitraan tersebut.

Baca Juga: Warga Solo Bahagia, Renovasi Stadion Manahan Kebut Standar FIFA. Gibran Optimis Lolos Piala Dunia U-20 2023

Kendati demikian, Gulden mengakui Adidas sedang menghadapi tahun "transisi" dengan nilai total inventaris mencapai $600 juta, naik hampir setengahnya pada periode yang sama tahun lalu. Dia membantah soal rumor kesepakatan dengan Kanye West untuk menjual seluruh inventaris Yeezy Trainers.

Diketahui, Adidas pada 2022 mengalami kenaikan penjualan sekitar 6 persen. Tetapi, Kepada GlobalData, Chloe Collins, mengatakan bahwa mereka tetap di angka 4,8 persen meski pasar pakaian olahraga global tumbuh sekitar 9,6% selama tiga tahun belakangan.

Collins menyampaikan, pada kuartal 4, meski Adidas menjadi sponsor pemenang Piala Dunia Argentina, namun itu tidak cukup mengimbangi dampak negatif dari kontroversi Yeezy pada merek. Faktanya, lanjut Collins, desainnya tertinggal dari pesaing mereka Nike dan Puma.

Baca Juga: Ada 15 Prodi Baru UTBK SNBT 2023 di Universitas Indonesia, Buruan Cek Daftarnya

Pandemi yang terjadi di China menjadi penyebab pada kinerja Adidas di 2022, termasuk lockdown dan peralihan ke merek pakaian olahraga lokal, seperti Li-Ning dan ANTA, yang menyebabkan penjualan turun 35,8%.

"Adidas masih memutuskan apa yang harus dilakukan dengan persediaan Yeezy yang tersisa, meskipun telah mencapai kesepakatan dengan Kanye West yang mengizinkan merek tersebut untuk menjualnya," ujar Collins.

Menurut Collins, Adidas menghadapi pilihan sulit terkait penjualan saham tersebut.

Baca Juga: HORE, Menteri PANRB Sebutkan Opsi Penyelesaian Masalah Tenaga Honorer, Sudah Dijalankan?

"Menjual saham dapat merusak persepsi mereknya lebih jauh, dan tidak menjualnya akan berdampak buruk pada keuntungan," kata Collins.

Pemutusan kerjasama dengan rapper terkenal Kanye West justru berdampak pada kerugian perusahaan terkemuka Adidas. Kerugian tersebut baru pertama kali terjadi sejak tiga dekade belakangan.***

 

Editor: Syifa Alfi Wahyudi

Tags

Terkini

Terpopuler