Aparat Myanmar Tembakkan Gas Air Mata dan Granat Setrum, PBB Serukan Tindakan

- 7 Maret 2021, 09:01 WIB
Aparat Myanmar Tembakkan Gas Air Mata dan Setrum Granat, PBB Serukan Tindakan.
Aparat Myanmar Tembakkan Gas Air Mata dan Setrum Granat, PBB Serukan Tindakan. /Reuters

PR SOLORAYA – Yangon kembali mencekam setelah pasukan Myanmar menembakkan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan masa demonstrasi pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Sebelumnya, Militer Myanmar menggulingkan pemimpin terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 lalu.

Partai Aung San Suu Kyi menang secara telak pada pemilihan November 2020 lalu, namun ditolak oleh militer.

Penggulingan paksa dan penahanan Aung San Suu Kyi oleh militer menuai protes di segala penjuru negeri Asia Tenggara ini.

Baca Juga: Tagih Janji Kaesang Akan Nikahi Putrinya, Ibunda Felicia Tissue: Anehnya Bulan Januari Dia Menghilang

Baca Juga: Bocoran Sinetron Ikatan Cinta 7 Maret 2021, Ketakutan Bu Rosa Kian Menjadi karena Firasat Buruk Reyna

Pengunjuk rasa menuntut pembebasan Suu Kyi dan mendesak militer untuk menghormati pemilihan pada November kemarin.

Media lokal sempat melaporkan bahwa polisi menembakkan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan protes di Sanchaung, Yangon.

Gelombang aksi yang terjadi belakangan ini sontak menjadi sorotan oleh dunia khususnya PBB.

Dewan Keamanan PBB sebelumnya mengatakan akan mengambil tindakan terhadap junta militer Myanmar yang berkuasa saat ini.

Baca Juga: Buruan Klaim Hadiahnya, Kode Redeem FF Free Fire 7 Maret 2021 Valid dari Garena

Baca Juga: Ramalan Zodiak 7 Maret 2021 Bagi Libra, Scorpio, dan Sagitarius: Orang Dekat Incar Hartamu

"Berapa banyak lagi yang bisa kita biarkan militer Myanmar lolos?" ujar Christine Schraner Burgener utusan khusus pada pertemuan tertutup dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters.

Pembunuhan terhadap pengunjuk rasa beberapa hari ini banyak memakan korban termasuk di kota-kota besar Myanmar.

Lebih dari 50 pengunjuk rasa tewas saat melakukan aksi protes terhadap kudeta yang dilakukan militer Myanmar.

Militer Myanmar mengatakan pihaknya telah menahan diri dalam menghentikan protes yang terjadi di berbagai daerah.

Akan tetapi tidak akan membiarkan pengunjuk rasa mengancam stabilitas negaranya.

Sementara itu, negara Australia tepatnya di Sydney pada hari Sabtu ratusan orang berkumpul memprotes kudeta.

Mereka bernyanyi dan mengancungkan tiga jari sebagai lambang solidaritas perlawanan untuk Myanmar.

Menurut penyelenggara protes Thein Moe Win, ia mendesak pemerintah Australia unutuk bekerja sama dengan pemerintah AS, Inggris dan Uni eropa.

“Diharapkan Pemerintah Australia mengambil tindakan tegas terhadap diktator militer Myanmar” ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah