PR SOLORAYA - Setelah kejadian kudeta militer yang berhasil menggulingkan Presiden Myanmar Win Mynt dan Aung San Suu Kyi, kini layanan publik semakin dibatasi.
Adanya kejadian kudeta ini sempat menuai protes massal di seluruh negeri. Adanya aksi protes ini tidak sedikit menimbulkan korban jiwa.
“Jumlah korban yang dilaporkan tewas dalam kerusuhan ini mencapai 217 orang, tetapi jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi,” kata kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters.
Myanmar menghadapi isolasi yang semakin meningkay pada Kamis, 18 Maret 2021.
Baca Juga: Dilaporkan ke Komnas PA karena Ragukan Anak Sendiri, Daus Mini Kini Minta Maaf ke Mantan Istri
Baca Juga: Sudah Lama Saling Kenal, Dikta Bongkar Cerita saat Dekati Enzy Storia
Layanan internet semakin terbatas dan surat kabar swasta terakhirnya berhenti terbit. Informasi di dalam negeri menjadi semakin sulit untuk diverifikasi.
Pada Selasa,16 Maret 2021 pihak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa setidaknya ada 37 jurnalis yang ditangkap, termasuk ada 19 orang yang ditahan.