Bahas Nuklir pada Pertemuan di Wina, Iran Berharap Sanksi AS Dicabut

- 2 Mei 2021, 15:00 WIB
Bendera Iran. Iran berharap sanksi AS terkait minyak dan bank Iran dicabut, Iran menyampaikan itu dalam pertemuan di Wina, Swiss.
Bendera Iran. Iran berharap sanksi AS terkait minyak dan bank Iran dicabut, Iran menyampaikan itu dalam pertemuan di Wina, Swiss. /Pixabay/jorono.

PR SOLORAYA - Kepala negosiator nuklir Iran mengatakan pada Sabtu kemarin, 1 Mei 2021 bahwa Teheran mengharapkan pencabutan sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap minyak, bank, dan sebagian besar individu dan institusi negara.

Dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari laman Israel National News pada Minggu, 2 Mei 2021, pencabutan sanksi AS terhadap minyak, bank dan sebagian besar individu dan institusi tersebut berdasarkan kesepakatan dalam pertemuan di Wina.

"Sanksi pada sektor energi Iran, yang meliputi minyak dan gas, atau sanksi industri otomotif, keuangan, perbankan dan pelabuhan, semuanya harus dicabut berdasarkan kesepakatan yang dicapai sejauh ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi.

Baca Juga: Soal Wacana Merger BUMN Sejenis, Pengamat UI: Koordinasi Bisa Lebih Mudah

Araqchi tidak mengatakan bagaimana mekanisme pencabutan sanksi tersebut, atau bagaimana Teheran akan memenuhi tuntutan Washington dan kembali ke komitmennya berdasarkan kesepakatan.

"Kami akan bernegosiasi sampai posisi kedua belah pihak semakin dekat dan tuntutan kami dipenuhi, kalau bertemu pada satu titik, maka ada kesepakatan, kalau tidak, maka sebaliknya, " jelasnya.

Departemen Luar Negeri AS, ketika diminta keterangan, merujuk kembali ke pernyataan sebelumnya termasuk pernyataan pada Jumat kemarin oleh penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan yang mengatakan pembicaraan tersebut tidak jelas dan tidak ada landasannya.

Baca Juga: Kapal Induk AS Mendekat ke Perairannya, China Langsung Perintahkan Militer Latihan di Laut China Selatan

Merujuk pada pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada Kamis lalu, dia mengatakan pihaknya tidak berada dalam posisi pada terobosan apapun dan akan berpotensi menjadi jalan yang panjang ke depannya.

Iran secara bertahap mengurangi kepatuhannya pada kesepakatan 2015 sebagai tanggapan atas penarikan mantan Presiden AS Donald Trump dari perjanjian pada Mei 2018.

Hal itu terus dilakukan oleh Iran bahkan ketika Presiden AS saat ini Joe Biden telah mengindikasikan keinginan untuk kembali ke kesepakatan.

Baca Juga: Terawang Presiden Indonesia Selanjutnya, Ahli Tarot: Kemampuannya Melebihi Pak Jokowi

Pembicaraan di Wina melibatkan diplomat dari Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, Iran dan Rusia yang bertemu dengan perwakilan Iran.

Sementara diplomat AS berpartisipasi secara tidak langsung dalam pembicaraan tersebut dari hotel terdekat dari gedung pertemuan Wina.

AS dan Uni Eropa baru-baru ini mengatakan bahwa lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015.

Sedangkan menurut Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa negosiasi telah mencapai kemajuan 60-70 persen.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Israel National News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x