4 Fakta Sputnik V Terbaru, Vaksin Rusia yang Dikabarkan Miliki Efektivitas 79,4 Persen

- 7 Mei 2021, 07:10 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 Sputnik V
Ilustrasi vaksin Covid-19 Sputnik V /Unsplash/Markus Spiske/
 
 
PR SOLORAYA - Kabar baik datang dari Rusia yang sudah mengizinkan vaksin Sputnik V versi baru milik negaranya beredar.
 
Berita itu diumumkan oleh Russian Direct Investment Fund (RDIF) atau penyedia dana investasi Rusia pada 6 Mei, 2021.
 
Lembaganya menyatakan vaksin tersebut bisa menyumbang kontribusi untuk pasokan vaksin di negara-negara dengan tingkat infeksi Covid-19 yang tinggi.
 
 
4 Fakta Vaksin Sputnik V
 
Berikut Ini 4 fakta Seputar vaksin Sputnik V versi terbaru.
 
1. Vaksin tersebut dibuat oleh Gamaleya Research Institute, lembaga yang mengerjakan pula sampel vaksin Sputnik V versi sebelumnya.
 
Sputnik-V pertama kali dikeluarkan pada 11 Agustus 2020 oleh Kementerian Kesehatan Rusia dengan nama Gam-COVID-Vac.
 
Pertama kali disebar di Rusia, vaksin ini kemudian dikirim ke 59 negara lainnya menurut data pada bulan April 2021.
 
 
Setelah mengeluarkan versi barunya yang dijuluki "Sputnik Light", vaksin ini akan melakukan uji coba terlebih dahulu di beberapa negara.
 
2. Disebut memiliki kandungan lebih ringan dari sebelumnya, Sputnik V dikabarkan mempunyai efektivitas 79,4 persen terhadap virus corona baru.
 
Mengenai hal ini, RDIF menyebut vaksin Sputnik V yang digunakan dengan dosis tunggal menunjukkan kemanjuran sebesar 79,4 persen.
 
"Menurut analisis, data itu diambil 28 hari setelah injeksi diberikan sebagai bagian dari program vaksinasi massal Rusia antara 5 Desember 2020 dan 15 April 2021," ujar RDIF dikutip PikiranRakyat-SoloRaya.com dari India Times.
 
 
3. Berharga 10 Dolar AS per dosis atau sekitar Rp140.000 dan telah dirancang khusus untuk diekspor ke seluruhndunia.
 
Dengan harga yang dibilang terjangkau, Sputnik V disebut akan dikirim ke luar negeri, terutama ke negara-negara dengan lonjakan rutin kasus Covid-19.
 
Hal tersebut diharapkan Kepala RDIF Kirill Dmitriev dapat membantu percepatan imunisasi untuk kuantitas kelompok besar.
 
"Konsep pemberian dosis tunggal ini memecahkan tantangan untuk imunisasi kelompok besar dalam waktu yang lebih singkat," kata Kirill.
 
 
"Hal itu sangat penting selama fase akut penyebaran virus corona, karena (pemberian vaksin) dapat mencapai herd community (kekebalan kelompok) lebih cepat," ujar kepala RDIF tersebut.
 
4. Uji coba fase III vaksin saat ini sedang berlangsung di Uni Emirat Arab, Ghana, dan negara lain yang melibatkan 7.000 orang. 
 
Negara seperti Uni Emirat Arab, Ghana, dan beberapa negara lain yang bekerja sama dengan pemerintah Rusia telah setuju untuk mengikuti tahap percobaan vaksin.
 
Di sisi lain, hasil sementara untuk uji coba tersebut diharapkan tiba pada akhir bulan Mei 2021 ini.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: India Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x