Palestina Peringati 73 Tahun Hari Nakba, Berikut Sejarahnya yang Berkaitan dengan Israel

- 16 Mei 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi. Baru-baru ini Palestina memperingati 73 tahun Hari Nakba, ada sejarah yang mengiringi peringatan tersebut.
Ilustrasi. Baru-baru ini Palestina memperingati 73 tahun Hari Nakba, ada sejarah yang mengiringi peringatan tersebut. /REUTERS

PR SOLO RAYA - Akhir Ramadan atau awal Mei 2020 lalu, konflik antara Palestina dengan Israel bergejolak lagi untuk kesekian kalinya.

Gejolak tersebut didasari atas berkelanjutannya perluasan pemukiman Yahudi Israel sehingga mencaplok wilayah Palestina.

Kebetulan, 15 Mei 2021 selalu diperingati dengan Hari Nakba atau Hari Bencana bagi rakyat Palestina.

Baca Juga: Tanggapi Video Viral Warga yang Emosi, Ridwan Kamil: Itu Bukan Budaya Kita

Hari tersebut memiliki sejarah yang cukup kelam bagi warga Palestina sebagaimana dikutip dari PikiranRakyat-SoloRaya.com dari Al-Jazeera.

15 Mei 1948 adalah tanggal yang memilukan bagi generasi Palestina yang mengenalnya sebagai Nakba atau "malapetaka". Itu terjadi setelah deklarasinya sebuah negara Israel di Palestina.

Kemarin 15 Mei 2021, warga Palestina memperingati ulang tahun ke-73 Nakba sejak Yishuv, komunitas Yahudi pra-negara di Palestina, berubah menjadi Israel.

Baca Juga: Guru Besar FKUI: Jika Berlama-lama dalam Kerumunan, Makin Besar Kemungkinan Penularan Covid-19

Momen itu terjadi setelah mantan sponsor kolonial Inggris meninggalkan Palestina yang telah diserang dan diduduki selama Perang Dunia I.

Bagi warga Palestina, Nakba tidak hanya mewakili peristiwa sejarah tetapi proses berkelanjutan yang dimulai pada tahun 1880-an.

Waktu itu, para pemukim Zionis Eropa mulai pindah ke Palestina untuk meletakkan dasar bahkan ideologi bagi negara masa depan mereka.

Baca Juga: Akibat Buka Bersama, Puluhan Warga dalam Satu RT di Solo Terpapar Covid-19

Kemudian, proyek Zionis itu memenuhi mimpi rakyatnya untuk menciptakan tanah air di Palestina pada tahun 1948 setelah mengalahkan lima tentara Arab yang kekurangan perlengkapan dan jumlahnya sehingga pengungsian Palestina tidak pernah berhenti.

Antara 1947 dan 1949, sekira 750.000 warga Palestina dari populasi 1,9 juta telah diusir dari kota dan desa mereka untuk memberi jalan bagi para imigran Yahudi yang baru dari negara lain.

Sebagian besar orang Palestina melarikan diri ke negara tetangga tempat mereka menetap sebagai pengungsi seperti Yordania atau Lebanon.

Baca Juga: Link Live Streaming Liga Top Eropa Malam Ini: Milan Vs Cagliari, PSG Vs Reims, Misi Wajib Menang

Hanya 150.000 warga Palestina yang tersisa di Israel, negara yang didirikan di 78 persen dari total daratan Palestina pada saat itu.

Sisa 22 persen bagian timur Palestina kemudian dianeksasi oleh Yordania dan berganti nama menjadi Tepi Barat dan penduduknya menjadi warga negara Yordania.

Pada bulan Juni 1967, Tepi Barat diduduki oleh Israel bersama dengan Jalur Gaza, yang selama ini berada di bawah kendali militer Mesir.

Baca Juga: Masih Fokus Pencarian Korban Hilang, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Terkait Kasus Waduk Kedung Ombo

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, sekira lima juta wargamya tinggal di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diblokade untuk 1,5 juta warga di Israel.

Enam juta orang lebih hidup sebagai diaspora di negara tetangga dan di seluruh dunia. Namun, banyak orang Palestina berpendapat bahwa kemenangan Zionis belumlah sepenuhnya selesai.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x