Soal Konflik di Tanah Palestina, Arab Saudi Mengecam Tindakan Israel

- 16 Mei 2021, 20:28 WIB
Ilustrasi. Arab Saudi dikabarkan mengecam tindakan Israel soal konfliknya dengan Palestina, hal itu disampaikan Menlu Arab Saudi.
Ilustrasi. Arab Saudi dikabarkan mengecam tindakan Israel soal konfliknya dengan Palestina, hal itu disampaikan Menlu Arab Saudi. /Reuters/Rashid Umar Abbasi

PR SOLO RAYA - Sudah banyak tokoh dunia dari berbagai negara yang mengecam Israel atas penindasan terhadap Palestina.

Negara terdekatnya di Timur Tengah, Arab Saudi, baru-baru ini mengecam konflik tersebut sebagaimana dikutip dari PikiranRakyat-SoloRaya.com dari Reuters.

Negara yang dipimpin Raja Salman itu mengutuk pelanggaran 'mencolok' kepada Israel atas hak-hak Palestina dan menyerukan tindakan global untuk mengakhiri agresi militer.

Baca Juga: Pencarian Dua Korban Tenggelam di Waduk Kedung Ombo Dihentikan Sementara

Smentara negara-negara Teluk lainnya yang menjalin hubungan dengan Israel mengatakan gencatan senjata diperlukan untuk stabilitas regional.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, berpidato di pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ketika permusuhan antara Israel dan militan di Gaza memasuki hari ketujuh, bahwa ia mengutuk apa yang disebutnya sebagai pelanggaran kesucian situs suci Islam.

Dia juga mengecam penggusuran paksa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur dan mendesak komunitas internasional untuk mengakhirinya dan kembali bernegosiasi tentang perdamaian sebagai solusi dua negara itu.

Baca Juga: Cek Fakta, Video Kemacetan Jalur Puncak Bogor di Masa Libur Lebaran dan Pandemi Covid-19

Disebutkan bahwa serangan Israel sebelum fajar di pusat Kota Gaza pada hari Minggu 9 Mei 2021 menyebabkan jumlah korban tewas di Gaza menjadi 181 termasuk 52 anak-anak.

Pihak Israel juga melaporkan ada 10 orang tewas termasuk dua anak kecil.

Kelompok militan Hamas memulai serangan roketnya pada hari Senin 10 Mei 2021 setelah berminggu-minggu ketegangan atas kasus pengadilan untuk mengusir beberapa keluarga Palestina di Yerusalem Timur.

Baca Juga: Bikin Meleleh, Ada Kontak Mata Park Bo Young dan Seo In Guk dalam Drama Doom At Your Service

Lalu, sebagai pembalasan atas bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al-Aqsa di kota itu, situs tersuci ketiga bagi umat Islam,

Israel membalas dengan serangan udara dan artileri ke Gaza yang berpenduduk padat.

Pertempuran itu terjadi pada waktu yang kurang tepat bagi negara-negara Arab seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Baca Juga: Disebut Doni Monardo, Ini Penjelasan Istilah Pingpong dan Balon dalam Penanganan Covid-19

Pasalnya tahun lalu mereka mulai menjalin hubungan formal dengan Israel dengan persetujuan diam-diam dari kekuatan Teluk Arab Saudi.

Para menteri Uni Emirat Arab dan Bahrain pada pertemuan virtual 57 anggota OKI menyerukan gencatan senjata dan menekankan pentingnya menjaga identitas Yerusalem, yang berisi situs-situs suci bagi Yudaisme, Islam, dan Kristen.

"De-eskalasi dan tingkat pengekangan tertinggi sangat penting untuk menghindari menyeret kawasan itu (Yerussalem) ke tingkat ketidakstabilan baru," kata Menteri Negara UEA untuk Kerjasama Internasional Reem al-Hashimy.

Baca Juga: Masih Bertengger di Billboard, Ini Lirik Lagu 'Save Your Tears' Versi Solo Milik The Weeknd

Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang abadi dan tak terpisahkan, sementara Palestina menginginkan bagian timur sebagai ibu kota negara masa depan.

Aneksasi Israel atas Yerusalem Timur tidak diakui secara internasional.

Sumber lain mengatakan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada OKI bahwa Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan perang dan bahwa Pengadilan Kriminal Internasional harus segera bertindak.

Dia juga menyerukan untuk menerapkan mekanisme perlindungan internasional bagi warga sipil Palestina.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x