India Segera Luncurkan Obat 2-DG yang Diyakini Dapat Obati Pasien Covid-19

- 17 Mei 2021, 08:12 WIB
Ilustrasi lonjakan kasus Covid-19 di India.
Ilustrasi lonjakan kasus Covid-19 di India. /Reuters/Rupak De Chowdhuri

PR SOLORAYA - Obat 2-deoksi-D-glukosa (2-DG) yang dikembangkan oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) untuk pengobatan Covid-19 akan dirilis oleh Menteri Pertahanan India Rajnath Singh pada Senin, 17 Mei 2021.

Dalam peluncuran obat Covid-19 tersebut, ia akan didampingi oleh Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan, sebagaimana dikutip dari India Today.

Hampir 10.000 dosis akan disuplai ke berbagai rumah sakit di Delhi. Dalam penerimaannya, pihak rumah sakit akan mulai menerima pasokan obat mulai Senin ini.

Drugs Controller General of India (DCGI) pada Sabtu, 8 Mei lalu, telah menyetujui obat tersebut untuk penggunaan darurat dalam kasus Covid-19 di India.

Baca Juga: Bongkar Sifat Posesif Aurel Hermansyah Selama Hamil dan Janinnya Mengecil, Atta Halilintar: Manja Berlebihan

Mengenal obat 2-DG

Terapi anti-Covid dari obat 2-DG telah dikembangkan oleh Institute of Nuclear Medicine and Allied Sciences (INMAS), laboratorium DRDO bekerja sama dengan Dr Reddy's Laboratories (DRL), di Hyderabad.

Hasil uji klinis menunjukkan bahwa obat tersebut memungkinkan pemulihan lebih cepat dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan mengurangi ketergantungan oksigen tambahan mereka.

Pasien Covid-19 yang diobati dengan 2-DG akan menunjukkan proporsi konversi RT-PCR negatif yang lebih tinggi.

Menurut INMAS, pasien yang diobati dengan 2-DG juga akan menunjukkan pemulihan yang lebih cepat dari gejala.

Baca Juga: Update Korban Palestina Akibat Serangan Israel per 17 Mei 2021, 192 Meninggal Dunia, 58 Antaranya Anak-Anak

Perbedaan 2,5 hari terlihat dalam median waktu yang dibutuhkan untuk mencapai normalisasi parameter tanda vital spesifik antara mereka yang diberi obat dan yang tidak.

Obat 2-DG diproduksi dalam bentuk bubuk sachet, dan harus dilarutkan dengan air untuk dapat diminum.

Obat terakumulasi dalam sel yang terinfeksi virus dan mencegah pertumbuhan virus dengan menghentikan sintesis virus dan produksi energi.

Akumulasi selektifnya dalam sel yang terinfeksi virus menjadikan obat ini unik.

Sebelumnya pada April tahun lalu, selama gelombang pertama pandemi, para ilmuwan INMAS-DRDO melakukan percobaan laboratorium dengan bantuan Center for Cellular and Molecular Biology di Hyderabad.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Ungkap Sikap Atta Halilintar Berubah Sejak Dirinya Hamil: Gampang Kepancing Emosinya

Mereka menemukan bahwa molekul yang terkandung dalam 2-DG bekerja secara efektif melawan virus SARS-CoV-2 dan menghambat pertumbuhan virus.

Berdasarkan hasil tersebut, Organisasi Pengendalian Standar Obat Sentral (CDSCO) DCGI mengizinkan uji klinis Fase-II dari 2-DG pada pasien Covid-19 pada Mei 2020.

Dalam uji coba Fase-II yang dilakukan hingga Oktober tahun lalu, obat tersebut ditemukan aman untuk pasien Covid-19 dan menyebabkan perbaikan yang signifikan pada kondisi mereka.

Baca Juga: Update Virus Corona Dunia 17 Mei 2021, Kasus Covid-19 di India Melonjak, 4.092 Orang Meninggal Dalam Sehari

Tahap II-A dilakukan di enam rumah sakit dan uji klinis Tahap II-B dilakukan di 11 rumah sakit di seluruh India. Uji coba Tahap-II dilakukan pada total 110 pasien.

Berdasarkan hasil yang berhasil, DCGI selanjutnya mengizinkan uji klinis Fase-III pada November 2020.

Uji klinis Fase-III dilakukan pada 220 pasien antara Desember 2020 dan Maret 2021 di 27 rumah sakit Covid di Delhi, Uttar Pradesh, Benggala Barat, Gujarat, Rajasthan, Maharashtra, Andhra Pradesh, Telangana, Karnataka dan Tamil Nadu.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: India Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah