“Mendengar proposal yang dibuat oleh kolega Prancis, kami di Dewan dan untuk China, tentu saja, kami mendukung semua upaya untuk memfasilitasi upaya mengakhiri krisis dan mendatangkan kembali perdamaian di Timur Tengah," ujarnya.
Namun, pada Selasa malam, beberapa negara anggota DK-PBB mengatakan mereka belum menerima teks proposal dari Prancis tersebut.
Baca Juga: Cek Fakta, Benarkah UAS Jadi Tersangka Penipuan Sumbangan Dana Palestina? Ini Faktanya!
Di sisi lain, AS terus mengungkapkan dukungan hangat untuk dimulainya gencatan senjata.
“Tujuan kami adalah mengakhiri konflik ini, dengan langkah pendekatan secara tenang dan intensif kami lakukan," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.
Tersiar di TV nasional Israel pada Kamis lalu, melaporkan bahwa Mesir melalui saluran rahasia telah mengusulkan agar pertempuran Israel-Gaza segera diakhiri.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia Diperkuat Egy Maulana, Asnawi, dan Ryuji Utomo
Ezzat El-Reshiq, seorang anggota biro politik Hamas yang berbasis di Qatar, mengeluarkan pernyataan pada Selasa kemarin, yang mengatakan bahwa laporan mengenai persetujuan gencatan senjata semacam itu tidak benar.
“Belum ada kesepakatan yang dicapai mengenai waktu tertentu untuk gencatan senjata,” katanya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali dalam sebuah unggahan di akun Twitter pribadinya pada Selasa bahwa serangan Israel akan terus berlanjut selama diperlukan untuk memulihkan ketenangan bagi semua warganya.***