PR SOLORAYA - China menghadapi kemungkinan konflik militer dengan beberapa negara termasuk Amerika Serikat atau AS di Laut China Selatan.
Baru-baru ini, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Econo Times pada Rabu, 9 Juni 2021, AS telah menunjukkan dukungannya terhadap klaim Malaysia bahwa pesawat China melakukan intrusi di wilayah udaranya.
Angkatan Udara AS telah menunjukkan dukungan terhadap klaim Angkatan Udara Kerajaan Malaysia bahwa pesawat tempur China menginvasi wilayah udaranya pada Minggu, 6 Juni lalu.
Diketahui, Malaysia mengklaim dan menuduh bahwa Beijing menerbangkan 16 pesawat di atas wilayah udaranya.
China membantah klaim tersebut, dengan mengatakan hanya dua pesawat tempur yang terlibat dalam insiden itu.
Seorang pejabat Angkatan Udara Pasifik AS mengatakan bahwa mereka mendukung Angkatan Udara Kerajaan Malaysia dan mendorong China untuk menghormati kedaulatan semua negara atas wilayah udara mereka masing-masing.
Baca Juga: BTS Meal Resmi Hadir di Indonesia, ARMY Turut Lakukan Gerakan Berbagi
Mereka juga mengatakan bahwa jumlah pesawat tempur mendekati jumlah yang telah dilihat oleh Angkatan Udara Kerajaan Malaysia. Namun tidak diungkapkan rincian lebih lanjut.
Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein juga mengkritik serangan pekan lalu, tak lama setelah insiden itu terjadi.
Kedutaan Besar China di Malaysia juga menggemakan desakan China terkait dengan pesawat tempurnya.
Kedutaan bersikeras bahwa pesawat itu melakukan pelatihan rutin mereka dan mematuhi hukum internasional tanpa melanggar wilayah udara negara lain.
Insiden ini mengikuti intervensi sebelumnya yang dilakukan oleh AS di Laut Cina Selatan, ketika Washington telah memperingatkan Beijing terhadap agresi di perairan yang diperebutkan dengan panas.
China telah membuat klaim kedaulatan atas hampir seluruh perairan. Klaim ini dibantah dan ditolak oleh pengadilan internasional, keputusan yang juga ditolak Beijing.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Lihat Garis Tanganmu, Ketahui Seperti Apa Garis Cintamu?
China menghadapi pengawasan tambahan karena pandemi Covid-19, karena banyak negara berupaya mencari dan menyelidiki asal-usulnya virus tersebut.
Dengan satu teori yang mungkin bahwa virus itu bocor secara tidak sengaja dari laboratorium di Wuhan, tempat penyakit itu pertama kali dilaporkan.
Spesialis China Jasper Becker telah menyarankan bahwa jika skenario yang sangat diperdebatkan itu terbukti benar, maka itu akan memiliki dampak politik yang besar, terutama di dalam pemerintahan China.
“Rasa malu nasional mungkin berarti pada akhir dari 70 tahun kekuasaan Partai Komunis China,” kata Becker.
“Hal itu akan memulai guncangan politik internasional, yang akan dimulai dari China dan mengacaukan tatanan dunia,” tambahnya.
Namun, Becker mencatat bahwa tampaknya Beijing tidak akan bertanggung jawab bahkan jika teori itu terbukti.***