“Saya benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi. Saya hanya bisa berdoa. Ini adalah situasi yang sangat sulit,” katanya seraya menahan air mata.
Di seberang aula, pengungsi lain, Imelda Calapatiya, juga tertekan.
"Apakah itu gunung berapi, apakah itu sakit, terkena Covid-19?" dia bertanya. “Sangat sulit bagi saya yang memiliki begitu banyak anak. Aku tidak bisa tidur hanya memikirkannya.”***