PR SOLORAYA - Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moïse di rumahnya di luar Port-au-Prince dilakukan oleh pasukan profesional terlatih.
Dilaporkan sebelumnya, Presiden Haiti yang berusia 53 tahun itu tewas dan istrinya, ibu negara Martine Moïse, terluka ketika regu pembunuh menyerang rumah mereka kemarin Rabu, 7 Juli 2021 dini hari.
Tuduhan pembunuhan Presiden Haiti dilakukan oleh pasukan profesional terlatih ini diungkapkan oleh duta besar negara itu untuk Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Berikut Ini Daftar Penutupan Jalan Kota Solo Selama PPKM Darurat Beserta Jam Operasional
Selain itu, Bocchit Edmond, duta besar negara Karibia yang miskin untuk AS, mengatakan bahwa para pembunuh yang saat ini belum ditangkap adalah "tentara bayaran asing" yang mencoba berpura-pura sebagai agen Administrasi Penegakan Narkoba AS.
Para pejabat secara beragam menggambarkan para pembunuh itu berbicara bahasa Spanyol dan Inggris, yang mana bahasa utama negara itu adalah bahasa Kreol Haiti dan Prancis.
Pasca insiden pembunuhan tersebut, Perdana Menteri sementara Claude Joseph dengan cepat memberlakukan "keadaan pengepungan" dengan menutup perbatasan Haiti dan memberlakukan darurat militer.
Meskipun begitu, Edmond mengatakan ada kemungkinan para pembunuh telah meninggalkan negara itu, baik melalui darat ke Republik Dominika atau melalui perahu.