Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kecam Taliban Atas Serangan Roket di Tengah Perayaan Idul Adha

- 20 Juli 2021, 14:20 WIB
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. /Handout via REUTERS

PR SOLORAYA - Sedikitnya tiga roket menghantam dekat istana kepresidenan pada Selasa, 20 Juli 2021, tak lama sebelum Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memberikan pidato untuk menandai hari raya besar umat Islam Idul Adha.

Dalam pidatonya, Presiden Ghani mengecam Taliban dan menuduh kelompok itu tidak memiliki niat untuk berdamai dengan pemerintah.

“Taliban tidak memiliki niat dan kemauan untuk perdamaian,” ujar Ghani sebagaimana dikutip PRSoloRaya.com dari The News Tribune pada Selasa, 20 Juli 2021.

Baca Juga: Sandiaga Uno dan Atta Halilintar Bagikan Daging Kurban secara Langsung ke Masyarakat

“Kami telah membuktikan bahwa kami memiliki niat, kemauan dan pengorbanan untuk perdamaian,” lanjutnya.

Namun sejauh ini belum ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan roket itu, bahkan Taliban sejauh berita ini ditayangkan belum ada tanggapan.

Polisi dengan cepat menyebar ke seluruh area, satu mobil yang diparkir di jalan terdekat hancur total, polisi mengatakan itu digunakan sebagai landasan peluncuran roket.

Baca Juga: Beberapa Roket Ditembakkan ke Istana Kepresidenan Afghanistan Saat Pelaksanaan Sholat Idul Adha

Tidak ada korban luka dan roket mendarat di luar halaman istana yang dijaga ketat, ungkap Mirwais Stanikzai, juru bicara menteri dalam negeri.

Ghani juga menyesalkan keputusan pemerintahnya untuk membebaskan 5.000 tahanan Taliban untuk memulai pembicaraan damai tahun lalu sebagai "kesalahan besar" yang hanya memperkuat pemberontak.

“Kami membebaskan 5.000 tahanan untuk memulai pembicaraan damai, tetapi sampai hari ini Taliban belum menunjukkan minat serius atau berarti dalam negosiasi damai,” ungkapnya.

Baca Juga: Sejarah Idul Adha, dari Keikhlasan Nabi Ismail hingga Pengorbanan Nabi Ibrahim

Abdullah Abdullah, pejabat nomor dua di pemerintahan saat ini, berada di dalam istana selama serangan roket terjadi, setelah kembali pada Senin kemarin, 19 Juli 2021 dari pembicaraan damai dengan Taliban di Qatar.

Pertemuan dua hari di Doha - negosiasi tingkat tertinggi antara Kabul dan Taliban sejauh ini - bertujuan untuk memulai pembicaraan yang macet tetapi berakhir dengan janji pembicaraan tingkat tinggi yang lebih banyak.

Istana kepresidenan berada di tengah-tengah yang disebut Zona Hijau yang dibentengi dengan dinding semen raksasa dan kawat berduri, sementara jalan-jalan di dekat istana telah lama ditutup.

Baca Juga: Silaturahmi Idul Adha, Kemenkumham Jateng Ajak Bermunajat selama PPKM Darurat

Serangan itu terjadi ketika Amerika Serikat dan NATO menyelesaikan penarikan pasukan terakhir mereka dari Afghanistan.

Banyak warga Afghanistan khawatir apakah negara mereka yang dilanda perang akan jatuh lebih dalam ke dalam kekacauan dan kekerasan ketika pasukan asing mundur dan Taliban mendapatkan lebih banyak wilayah di tanah.

Dalam pidatonya juga, Ghani turut menyerang negara tetangga Pakistan, yang dituding karena menyembunyikan pimpinan Taliban serta menyediakan tempat perlindungan dan bantuan yang aman bagi para pemberontak.

Baca Juga: Unggah Foto bareng Ariel Tatum, Gading Marten: Emang Sweet Aja, Boleh Kan

Pakistan membalas tuduhan itu dengan mengatakan Ghani telah mengizinkan kelompok militan lain, Taliban Pakistan —Tehreek-e-Taliban Pakistan— untuk menemukan keamanan di Afghanistan setelah meluncurkan banyak serangan yang menargetkan militer Pakistan.

“Pakistan tidak menginginkan rezim Taliban di tanah airnya, tetapi media mereka telah berkampanye untuk rezim Taliban di Afghanistan,” kata Ghani.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: The News Tribune


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah