Putin Mewajibkan Pembelian Gas dari Rusia Menggunakan Rubel, Bagaimana Kondisi Pasokannya?

- 24 Maret 2022, 21:21 WIB
Vladimir Putin mewajibkan transaksi pembelian gas dari Rusia negara-negara yang dianggap “tidak bersahabat” menggunakan mata uang Rusia, Rubel
Vladimir Putin mewajibkan transaksi pembelian gas dari Rusia negara-negara yang dianggap “tidak bersahabat” menggunakan mata uang Rusia, Rubel /SPUTNIK/via REUTERS

BERITASOLORAYA.com - Sanksi ekonomi yang diterapkan negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat kepada Rusia membuat Vladimir Putin mengambil langkah tegas.

Vladimir Putin mewajibkan transaksi pembelian gas dari Rusia negara-negara yang dianggap “tidak bersahabat” menggunakan mata uang Rusia, rubel.

Aturan ini diterapkan oleh Vladimir Putin untuk seluruh negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Borahaefication untuk Konser BTS, Las Vegas Jadi Kota Ungu di Bulan April, ARMY Siap?

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari artikel Pikiran Rakyat berjudul Vladimir Putin Ambil Langkah Tegas, Pembelian Gas dari Rusia Harus Pakai Rubel, penjatuhan sanksi ekonomi terhadap Rusia ternyata merupakan pedang bermata dua.

Satu sisi mengalami kesulitan transaksi, namun sisi lain negara-negara Uni Eropa serta Amerika Serikat mengalami krisis energi.

Sebelumnya, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia atas tindakannya menginvasi Ukraina pada 24 Februari yang lalu.

Baca Juga: 53 Link Twibbon Ramadhan 1443 H Tahun 2022, Desain Bagus dan Elegan, Cocok untuk Foto Profil di Medsos

Akan tetapi, negara-negara Uni Eropa memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada gas Rusia untuk pemanas dan pembangkit tenaga listrik.

Hal itu membuat harga energi seperti listrik dan bahan bakar melambung sangat tinggi di negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.

“Rusia akan terus, tentu saja, untuk memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga, tetap dalam kontrak yang disepakati sebelumnya,” kata Vladimir Putin.

Baca Juga: Kekayaan Nasional Rusia Merosot. Bagaimana Kondisinya Kini?

“Perubahan hanya akan mempengaruhi mata uang pembayaran, yang akan diubah menjadi rubel Rusia,” kata Vladimir Putin menambahkan.

Hal tersebut membuat sikap negara Uni Eropa terbelah dua, yakni pihak yang tetap ingin menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan pihak yang tak ingin menjatuhkan sanksi.

Vladimir Putin menyampaikan pesan yang sangat jelas kepada negara-negara Uni Eropa, ia berkata bahwa jika negara Uni Eropa ingin gas Rusia maka mereka harus membeli dengan mata uang Rusia, yakni rubel.

Baca Juga: 51 Link Twibbon Ramadhan 1443 H Tahun 2022, Pilihan dan Paling Dicari Banyak Orang untuk Foto Profil di Medsos

Kendati demikian, masih belum jelas apakah Rusia memiliki kekuatan untuk secara sepihak mengubah kontrak yang disepakati bersama negara-negara Uni Eropa.

Dampak dari pengumuman tersebut, rubel melonjak ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir, yakni melewati 95 terhadap dolar Amerika Serikat.

Kenaikan tersebut memangkas penurunan rubel selama peperangan dengan Ukraina terjadi, akan tetapi masih di bawah 100 atau 97,7 terhadap dolar Amerika Serikat atau 22 persen sejak 24 Februari 2022.

Baca Juga: 49 Link Twibbon Ramadhan 1443 H Tahun 2022 dengan Desain Background Keren, Cocok untuk Foto Profil di Medsos

Seperti diketahui, gas Rusia menyumbang sekitar 40 persen dari total kebutuhan gas Eropa.*** (Asahat Edi Rediko PS - Pikiran Rakyat)

Editor: Maulida Cindy Magdalena

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah