Secara teknis, kedua negara memang masih dalam kondisi berperang sebab konflik tahun 1950-1953 tidak diakhiri dengan perjanjian damai melainkan gencatan senjata. Artinya, potensi perang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
Selain mencoba berdamai dengan Korea Utara, Presiden Yoon juga berniat meningkatkan hubungan baik dengan Jepang, negara yang pernah menjajah Semenanjung Korea.
Baca Juga: 29 Link Twibbon Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022, Meriahkan HUT RI ke 77: Merdeka!
Perbaikan hubungan Korea Selatan dan Jepang diharapkan dapat berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran internasional.
Dalam sambutannya, Yoon menyerukan kerja sama di bidang ekonomi, keamanan, hingga pertukaran budaya akan ditempuh untuk meningkatkan hubungan dengan Jepang.
Hubungan antara Korea Selatan dan Jepang sempat tegang karena perselisihan yang diawali tuduhan Korea bahwa Jepang telah melakukan kejahatan perang.
Jepang disebut memaksa wanita untuk bekerja di rumah bordil masa perang untuk militernya, melakukan praktek kerja paksa, dan melakukan pelanggaran lainnya.
Meski memiliki kenangan masa lalu yang buruk, Presiden Yoon menyebut Tokyo sebagai mitra dalam mengatasi ancaman terhadap kebebasan global.
Yoon juga berhadap pihaknya dan Jepang dapat menyelesaikan perselisihan di masa lalu serta membina hubungan baik untuk kepentingan bersama.