Ratapan Pengungsi di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza: Kita Sekarat dengan Kematian yang Lambat

- 28 Oktober 2023, 11:40 WIB
Ilustrasi jalur Gaza.
Ilustrasi jalur Gaza. /Pixabay/Hosny Salah

Baca Juga: Upacara Bendera HSP 2023 Dihadiri Cucu dan Cicit Muh. Yamin, Rania Yamin. Begini Pesannya untuk Pemilih Pemula

Bangunan rumah sakit Al-Shifa saat itu sudah dalam keadaan runtuh seperti rumah sakit lainnya di Jalur Gaza. Namun, para pengungsi saat itu meyakini bahwa Al-Shifa merupakan tempat yang lebih aman ketimbang harus menuju selatan ke Khan Younis.

Putusnya arus listrik membuat air bersih semakin sulit didapat karena tidak berfungsinya pabrik desalinasi. Di pagi hari, para pria hingga anak-anak akan mengantri dalam sebuah antrian yang panjang untuk mengisi kendi mereka dengan air asin.

Ghaniyah Haniyeh, seorang ibu berusia 41 tahun mengatakan, mereka tidak bisa mandi ataupun mencuci dengan benar. "Kami menggunakan air asin untuk mencuci pakaian dan piring kami dengan tangan," ungkap Ghaniyah seperti yang dikutip dari Aljazeera.

Ghaniya dan anak-anaknya hanya tidur di atas tanah, beralaskan dua selimut tipis. Keadaan tersebut sangat sulit bagi anak-anaknya, semangat mereka pun rendah.

Baca Juga: Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini. Sinopsis Film First Kill: Berbuat Baik Tidak Selamanya Berbuah Manis

"Mereka tidak memiliki kebersihan dasar dan Anda tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan atau minta. Saya harap kita dapat kembali ke rumah kita dengan selamat. Kami hanya ingin hidup sehat yang normal,” ungkap Ghaniya.

Kakak ipar Ghaniya, yakni Imm Mohammed al-Mullah juga menjelaskan sulitnya situasi para pengungsi di Rumah Sakit Al-Shifa.

Halaman:

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x