Network
BERITASOLORAYA.com - Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas laporan kematian pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Biden mengungkapkan kemarahannya dan kurangnya keterkejutannya terkait berita tersebut dengan menyatakan bahwa Putin bertanggung jawab atas kematian Navalny.
“Jangan salah, Putin bertanggung jawab atas kematian Navalny. Bukti lain dari kebrutalan Putin,” ujar Biden dari Gedung Putih.
Pernyataan Biden yang disampaikan dari Gedung Putih menegaskan bahwa kejadian ini menjadi bukti lebih lanjut kebrutalan Putin.
Baca Juga: Kunjungi AS, Jokowi Ajak Joe Biden Hentikan Kekejaman di Gaza
Navalny dinyatakan meninggal dunia oleh otoritas penjara di koloni hukuman Rusia. Menurut otoritas penjara, Navalny merasa tidak enak badan setelah berjalan-jalan dan kehilangan kesadaran tak lama kemudian.
Meskipun ada upaya resusitasi, dokter darurat memastikan kematiannya. Perlu dicatat bahwa Navalny sebelumnya selamat dari setidaknya dua dugaan upaya peracunan.
Ketika ditanya tentang kemungkinan pembunuhan Navalny, Presiden Biden mengakui bahwa keadaan sebenarnya masih belum jelas.
Biden memuji Navalny atas keberaniannya melawan korupsi di pemerintahan Putin, dan menekankan bahwa Navalny menolak untuk dibungkam bahkan setelah menghadapi penangkapan, isolasi, dan peracunan.
Baca Juga: Joe Biden Memberikan Pekerjaan Baru bagi Lady Gaga, Apa itu?
Reaksi Internasional terhadap Kematian Navalny
Wakil Presiden Kamala Harris, yang menghadiri Konferensi Keamanan Munich di Jerman, mengomentari laporan kematian Navalny.
Dia menyatakan bahwa jika laporan kematiannya terkonfirmasi, itu akan menjadi contoh nyata kebrutalan Putin. Harris dengan tegas menganggap Rusia bertanggung jawab atas situasi ini.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga menyalahkan Putin, dengan menyatakan bahwa jika laporan mengenai kematian Navalny akurat, hal itu menyoroti kelemahan dan korupsi dalam sistem Putin. Blinken menekankan bahwa Rusia memikul tanggung jawab atas tragedi ini.
Selain itu, Biden menghubungkan kematian Navalny dengan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Dia menyebut kematian Navalny sebagai pengingat akan pertaruhan besar saat ini dan meminta Kongres untuk memberikan dana tambahan kepada Ukraina untuk pertahanannya melawan agresi Putin.
Biden menyoroti pemungutan suara bipartisan di Senat yang sangat mendukung pendanaan Ukraina dan menyatakan bahwa sejarah sedang mengamati dan menunggu tindakan dari Dewan Perwakilan Rakyat.
Kritik Biden terhadap Mantan Presiden Trump
Presiden Biden mengambil kesempatan untuk mengkritik posisi mantan Presiden Donald Trump terhadap sekutu NATO.
Biden merasa sangat keterlaluan jika seorang Presiden mempertimbangkan untuk mengizinkan Rusia menyerang sekutu-sekutu NATO yang belum memberikan kontribusi yang adil terhadap pakta pertahanan bersama.
Biden menegaskan kembali komitmennya untuk menjunjung komitmen suci Amerika Serikat terhadap sekutu NATO-nya. Dia menekankan bahwa selama dia menjadi Presiden, Amerika akan menghormati kewajibannya di NATO, sama seperti sekutu NATO yang berulang kali menghormati komitmen mereka terhadap AS.
Baca Juga: Joe Biden Memberikan Pekerjaan Baru bagi Lady Gaga, Apa itu?
Isu Dampak Meninggalnya Navalny
Mengingat tuduhan serius ini dan reaksi internasional yang ditimbulkannya, maka situasi seputar kematian Alexei Navalny menimbulkan kekhawatiran besar mengenai ketegangan politik yang sedang berlangsung antara Rusia dan komunitas internasional yang lebih luas.
Masih harus dilihat bagaimana peristiwa ini akan berdampak pada hubungan diplomatik dan tindakan para pemimpin dunia di masa depan.
Kesimpulannya, Presiden Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas laporan kematian Alexei Navalny. Tuduhan ini mendapat perhatian internasional, dan Wakil Presiden
Kamala Harris dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga meminta pertanggungjawaban Putin. Lebih lanjut, Presiden Biden menggunakan kesempatan ini untuk mengkritik sikap mantan Presiden Donald Trump terhadap sekutu NATO, dan menekankan komitmennya untuk menjunjung komitmen pertahanan Amerika.***
